Warga Tionghoa Beri Penghargaan Gus Dur

Harjanto K. Halim
Harjanto K. Halim
[Semarang-elsaonline.com] Maha guru bangsa KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur memang telah meninggalkan kita semua pada 30 Desember 2009. Untuk menghormati jasa Bapak Demokrasi Pluralisme ini Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong (Rasa Dharma) akan melakukan upacara peletakan ‘Sinci Gus Dur’ pada Minggu (24/8) mendatang.

Menurut salah satu pengurus Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong (Rasa Dharma), Harjanto Kusuma Halim, menuturkan, dalam rangkaian sembahyang King Hoo Ping dalam tradisi Penghormatan dan Bakti kepada Arwah Leluhur dan Arwah Umum di bulan Ke-Tujuh atau Jit Gwee, ‘Perkumpulan Sosial ‘Boen Hian Tong’ bermaksud memberi penghormatan sekaligus penghargaan kepada Gus Dur. “Maklum, semasa hidupnya, Gus Dur tak pernah lelah membela dan memperjuangkan hak-hak kaum minoritas, khususnya minoritas Tionghoa. Karena itu, kami ingin memberi bakti dan penghormatan berupa sebuah ‘Sinci’ atau ‘Papan Penghargaan’ disertai gelar: Bapak Tionghoa Indonesia; Guru Bangsa, Mendukung Minoritas,” ungkap Harjanto, sapaan akrabnya melalui BlackBerry, Selasa (12/8).

Harjanto mengungkapkan, Sinci adalah wujud bakti dan penghormatan menurut tradisi Tionghoa kepada orang yang dianggap bijak, berjasa atau mempunyai konsep besar. Dalam hal ini, imbuh dia, konsep pluralisme yang telah diperjuangkan. “Nantinya Sinci Gus Dur ini akan diletakkan di altar utama gedung Perkumpulan Sosial ‘Boen Hian Tong,” ujar suami Lisa Ambarwati Dharmawan ini.

Selain itu, lanjut dia, upacara King Hoo Ping 2014 ini akan dimulai dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian dilanjutkan menyanyi lagu rohani dan mendengarkan makna upacara King Hoo Ping. Harjanto menambahkan, dalam upacara tersebut juga akan dihadiri oleh para pemuka agama lintas agama. “Bahkan Ibu Shinta Nuriyah dan anggota keluarga Gus Dur yang lain akan hadir,” pungkasnya. [elsa-ol/Munif-MunifBams]

Baca Juga  Islam Politik dan Represi Orde Baru
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Buka Bersama di Rumah Pendeta

Oleh: Muhamad Sidik Pramono Langit Salatiga Senin sore 18 Maret...

Tak Semua Peperangan Harus Dimenangkan: Tentang Pekerjaan, Perjalanan dan Pelajaran

Tulisan-tulisan yang ada di buku ini, merupakan catatan perjalanan...

Moearatoewa: Jemaat Kristen Jawa di Pesisir Tegal Utara

Sejauh kita melakukan pelacakan terhadap karya-karya tentang sejarah Kekristenan...

Bertumbuh di Barat Jawa: Riwayat Gereja Kristen Pasundan

Pertengahan abad ke-19, Kekristenan mulai dipeluk oleh masyarakat di...

Pengaruh Lingkungan Pada Anak Kembar yang Dibesarkan Terpisah

Anak kembar adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini