Sumanto Al Qurtubi: Di Arab, Yahudi dan Kristen juga Diapresiasi

[Semarang, elsaonline.com]- Banyak orang salah paham tentang Saudi, sebagian ada yang memahami bahwa Saudi itu semuanya Wahabi, Saudi itu tidak menerima keberadaan Kristen dan Yahudi, dan yang lainnya. Ini kesalahan yang perlu diluruskan.

Hal itu disampaikan oleh Dosen antropologi budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals Arab Saudi Sumato Al Qurtuby dalam acara bedah bukunya yang berjudul “Islam, Arab, dan Indonesia” di Auditorium Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Jumat (15/7).

Sumanto mengatakan, bahwa pada kenyataannya di Saudi sendiri ada banyak non muslim yang tinggal berdampingan dengan umat Islam. “Di Arab, Yahudi dan Kristen juga diapresiasi. Banyak orang Yahudi dan Kristen yang jadi pejabat pemerintah. Di Saudi ucapan selamat Natal juga biasa diucapkan. Baik dari wahabi ke Kristen, maupun yang lain. Contohnya, di kampus saya, hal seperti itu biasa,” paparnya.

Selain itu, konflik di Timur Tengah yang kerap dipahami sebagai konflik bernuansa agama, yakni Sunni-Syiah, juga tidak benar. Konflik di Timur Tengah sesungguhnya konflik antar suku. “Ini sejak dulu kala kan, kesukuan di Arab begitu kuat. Saya pernah bertanya ke mahasiswa saya yang Syiah: jika Saudi dan Iran terjadi konflik, maka kamu akan membela siapa? Mahasiswa saya menjawab: Ya Saudi, Iran kan Persia. Ini membuktikan bahwa Syiah di Saudi itu nasionalis. Jadi yang sesungguhnya terjadi di sana tidak seperti propaganda kebanyakan orang di sini (Indonesia, red),” katanya.

Dalam acara yang dimoderatori oleh dosen Unimus Rohmat Suprapto, Sumanto berpesan bahwa yang terpenting dalam menghadapi isu-isu yang kerap disampaikan oleh sebagian orang yang hendak memperkeruh masyarakat Indonesia yaitu dengan berhati-hati.

Baca Juga  Mural di Solo Diduga Tulisan Santri Anyaran

“Dunia ini mengglobal. Kejadian di sini bisa dilihat dan berpengaruh terhadap kehidupan di luar sana. Contoh kecil, orang seringkali mencacimaki liberalisme, padahal di Amerika, Eropa, dan di luar sana yang umat Islamnya minoritas, yang membela keberagamaan umat Islam ya orang-orang liberal yang menjunjung tinggi kebebasan beragama dan melindungi minoritas. Karena itu, kita di sini (Indonesia, red) harus berhati-hati dalam menyikapi keberagaman. Jangan mudah mengklaim, terpancing, dan mencacimaki,” jelasnya.

Kebaya Islami

Penulis buku “Islam, Arab, dan Indonesia” Sumanto Al Qurtuby (empat dari kiri) foto bersama setelah acara bedah bukunya di lantai 4 Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Jumat (15/7). [Foto: KA]
Penulis buku “Islam, Arab, dan Indonesia” Sumanto Al Qurtuby (empat dari kiri) foto bersama setelah acara bedah bukunya di lantai 4 Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Jumat (15/7). [Foto: KA]

Pada akhirnya, kata Sumanto, masing-masing warga negara harus menjaga kebudayaannya masing-masing. “Meskipun saya mengkritik orang-orang Indonesia yang mengenakan abaya (busana orang Arab, red), tapi saya di Saudi menganjurkan ke orang-orang Arabnya supaya menggunakan busana itu. Karena kita harus menempatkan sesuatu pada tempatnya. Abaya itu pakaian Arab, kalau Indonesia ya kebaya. Di manapun saya berada, saya tetap orang Indonesia. Saya kalau ngajar pakai batik,” katanya.

Busana bagian dari produk kebudayaan, tidak ada kaitannya dengan agama. Agama hanya memberikan aturan berupa kepantasan, yakni mengenakan busana apapun yang terpenting memenuhi nilai kepantasan. “Jadi jangan dikira kebaya itu tidak islami, kebaya itu sudah islami,” katanya.

Hadir dalam acara ini Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd, Pembanding diskusi Dr. Ahwan Fanani, dan semua dosen dan pegawai kampus Unimus. [KA]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Buka Bersama di Rumah Pendeta

Oleh: Muhamad Sidik Pramono Langit Salatiga Senin sore 18 Maret...

Tak Semua Peperangan Harus Dimenangkan: Tentang Pekerjaan, Perjalanan dan Pelajaran

Tulisan-tulisan yang ada di buku ini, merupakan catatan perjalanan...

Moearatoewa: Jemaat Kristen Jawa di Pesisir Tegal Utara

Sejauh kita melakukan pelacakan terhadap karya-karya tentang sejarah Kekristenan...

Bertumbuh di Barat Jawa: Riwayat Gereja Kristen Pasundan

Pertengahan abad ke-19, Kekristenan mulai dipeluk oleh masyarakat di...

Pengaruh Lingkungan Pada Anak Kembar yang Dibesarkan Terpisah

Anak kembar adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada...

1 KOMENTAR

  1. salam hormat,
    apakah bukunya pak Sumanto alQurtubi yg berjudul KH. sahal Mahfud, era baru fiqh Indonesia masih terbit?
    kalao masih bisakah sya pesan dan bagaimana caranya.
    terimaksih atas respon yg diberikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini