Konsultan eLSA Terpilih Jadi Ketua AJI Semarang

[Semarang –elsaonline.com] Jurnalis Tempo, Muhammad Rofi’udin secara aklamasi dipilih dan disahkan menjadi ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Semarang masa periode 2014-2017. Rofi’ yang sebelumnya menjabat Sekretaris menggantikan Rinjani yang sudah memasuki masa purna tugas. Sementara Sekretaris baru diisi oleh Wartawan Suara Merdeka, Muhammad Syukron.

Pemilihan terjadi dalam Konferensi tahunan Kota Semarang yang diadakan di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, Kamis (29/5) kemarin. Di tempat itu juga dibahas berbagai persoalan dan tantangan AJI ke depan. “Kami minta agar para punggawa Aji ke depan bisa menjaga kekompakan. Tidak bisa hanya nantinya Aji dibebankan pada kami berdua, butuh partisipasi anda semua,” kata Rofi’ usai terpilih.

Rofi’udin sendiri adalah alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro dan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. Semasa kuliah S1, Dia pernah menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IAIN Walisongo Semarang. Setelah lulus, dia juga pernah berkecimpung dan bergelut di Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) dan sekarang menjadi konsultan lembaga yang bergelut di isu kebebasan beragama tersebut. Saat ini, Rofi’ juga menjabat sebagai Sekretaris Pengurus Wilayah Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Pengalamannya di AJI Kota Semarang menjadikannya terpilih menjadi ketua.

Sementara Syukron dipilih lantaran kaum muda dan mewakili aspirasi media lokal di Jawa Tengah. Kombinasi media nasional-lokal untuk memimpin AJI ke depan menurut peserta Konferta adalah pemilihan paling ideal.

Semula, baik Rofi’ maupun Syukron menyatakan keberatan. Mereka berkeinginan untuk tidak mau menjadi ketua dan sektretaris. Rofi’ misalnya lebih memilih untuk menjadi manajer program dibanding ketua. Begitu juga dengan Syukron yang keberatan karena berkarir di Suara Merdeka yang banyak tuntutan dan tekanan.

Baca Juga  Marzuki Wahid : Buya Husein Muhammad Ulama Post-Tradisionalisme

Namun, argumen mereka terpatahkan oleh para peserta konferta. Melalui Triyono Lukmantoro, dosen Undip ini, mengingatkan agar ghirah perjuangan AJI harus terus dijaga. Semangat dan idealisme AJI tidak boleh kalah dengan para orang yang tidak suka.

“Itu tantangan dan konsekuensi yang harus dihadapi. Makanya, saya kaget ketika Rofi tiba-tiba menyerah, dan tidak sesuai dengan idealisme. Jadi harus dilanjutkan,” pesan pak TL ini. [eLSA-10/Nurdin-NazarNurdin2]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Buka Bersama di Rumah Pendeta

Oleh: Muhamad Sidik Pramono Langit Salatiga Senin sore 18 Maret...

Tak Semua Peperangan Harus Dimenangkan: Tentang Pekerjaan, Perjalanan dan Pelajaran

Tulisan-tulisan yang ada di buku ini, merupakan catatan perjalanan...

Moearatoewa: Jemaat Kristen Jawa di Pesisir Tegal Utara

Sejauh kita melakukan pelacakan terhadap karya-karya tentang sejarah Kekristenan...

Bertumbuh di Barat Jawa: Riwayat Gereja Kristen Pasundan

Pertengahan abad ke-19, Kekristenan mulai dipeluk oleh masyarakat di...

Pengaruh Lingkungan Pada Anak Kembar yang Dibesarkan Terpisah

Anak kembar adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini