Bupati Wonosobo Terima Penghargaan Pluralisme

Drs. H. Abdul Kholiq Arif, M.Si
Drs. H. Abdul Kholiq Arif, M.Si

[Sentani –elsaonline.com] Bupati Wonosobo, Drs. H. Abdul Kholiq Arif menerima penghargaan pluralisme dari Jaringan Antar Iman Indonesia (JAII). Penghargaan diberikan pada Konferensi Nasional VI JAII yang bertema Membangun, Merawat, Memperkokoh Peradaban Luhur Bangsa dengan Dialog Transformatif di Jayapura, Jum’at (23/5).

Elga Sarapung, Koordinaotr JAII mengatakan bahwa penghargaan ini diberikan dengan tujuan untuk memberi apresiasi dan penghargaan kepada kepala daerah atas komitmennya terhadap dinamika pluralitas masyarakat di daerahnya. Selain itu lanjut Elga, ini sekaligus upayanya dalam memberi apresiasi dan penghargaan kepada kepala daerah bersangkutan atas sikapnya yang tetap peduli kepada persoalan-persoalan kebebasan keragama dan berkeyakinan di daerahnya.

“Juga mungkin ini bisa memperkuat motivasi kerja sebagai kepala daerah yang bersangkutan, agar mampu mempertahankan sikap kenegarawanannya, yaitu menghargai perbedaan agama dan keyakinan yang dimiliki oleh warga masyarakat di daerahnya tanpa diskriminasi,” tambah Elga yang juga Direktur Interfaith Dialogue Indonesia (Interfidei), Jogjakarta.

 

Elga juga berharap jika kepala daerah juga semakin berani bersikap terhadap persoalan-persoalan intoleran di wilayahnya dan tetap memelihara kerukunan hidup warga masyarakat di daerahnya.

 

Dalam sambutannya, Kholiq mengatakan jika ia belum sepantasnya menerima award yang begitu berharga. Tuhan, kata Kholiq telah menganugerahkan keragaman yang kaya. Terlalu banyak yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. “Kuncinya adalah bagaimana memahami yang luar biasa itu dan kemudian diimplementasikan secara sederhana,” terang Kholiq.

Di tempat ia mengabdi, Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah ada keragaman umat beragama, meski kaum Muslim dari golongan Nahdliyyin adalah mayoritas. Ada umat Islam dari golongan Muhaadiyyah, Rifaiyyah, Ahmadiyyah, Syiah dan lainnya. Juga ada umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu serta penganut aliran kepercayaan.

Baca Juga  Kasih

“Saya sudah merancang Wonosobo sebagai Human Right City,” ujar Kholiq tentang upayanya mengokohkan Wonosobo sebagai kota plural. Ada 19 identitas yang menopang konsep ini. Salah satunya adalah harmoni antar pemeluk umat beragama serta membangun basis tradisi anti kekerasan.

“Apa yang saya lakukan bukanlah sesuatu yang istimewa, karena itu adalah memang tugas saya sebagai kepala daerah. Niat kami, ingin melayani manusia, dengan cara manusia melalui konsep kemanusiaan,” tutur Kholiq yang pernah berprofesi sebagai jurnalis ini.

Selain Kholiq, Sri Sultan Hamengkubuwono X (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Rudi Arifin (Gubernur Kalimantan Selatan) juga mendapat penghargaan serupa. [elsa-ol/TKh-@tedikholiludin]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini