oleh: Ceprudin
Jumlah halaman: 376 + XVI
Penerbit: eLSA
Editor: Munif Ibnu
Tahun Terbit: Mei 2011
Carl Gustav Jung, seorang psikoanalis, mengatakan bahwa agama berasal dari proses psikis alam bawah sadar. Dalam bahasa lain, agama diperoleh melalui keadaan “lain” dan “tidak normal”. Tesis Jung ini sangat berbeda dengan pengetahuan mainstream umat Islam yang meletakkan agama sebagai wahyu yang bersumber dari Tuhan. Agama Islam adalah bersumber dari proses pewahyuan yang sakral dari Tuhan via malaikat Jibril. Dari kedua proposisi yang berlawanan inilah kemudian penulis buku tertarik mengkaji asal-usul agama dengan lebih mendalam.
Penulis buku ini kemudian melakukan penelusuran untuk mencari keterkaitan ide Jung dengan proses pewahyuan dalam Islam. Cara penelusuran itu dilakukan dengan cara, pertama, melihat psikologi kenabian Muhammad yang ternyata memiliki akar-akarnya dalam budaya Arab Pra-Islam. Tradisi ini dijumpai dalam tradisi penyair, kahin, dan majnun. Orang-orang Arab pra-Islam sering menyaksikan kalau perilaku dan gejala psikis yang dialami Nabi ketika wahyu muncul itu memiliki kesamaan dengan perilaku para penyair, kahin, dan majnun pada waktu itu.
Pengamatan orang Arab pra-Islam terhadap perilaku dan gejala psikis Nabi ketika wahyu muncul, itu memiliki kesamaan dengan gejala psikis dan perilaku para kahin, penyair, dan majnun. Dengan adanya informasi ini kita dapat mengetahui kalau Nabi sebenarnya sedang dikuasai “alam bawah sadar” ketika wahyu muncul dari kedalaman jiwanya.
Ini dibuktikan oleh temuan psikologi modern yang telah mendiagnosa perilaku posession sebagai keadaan psikis yang sedang dikuasai oleh alam bawah sadar. Posession adalah gejala psikis yang menjadi landasan utama psikologi para penyair, kahin dan majnun. Jika demikian, maka merasuknya dinamika alam bawah sadar dan bukan disebabkan oleh merasuknya roh jin-jin ke dalam tubuh mereka, tentu psikis yang dialami oleh Nabi ketika wahyu muncul merupakan manifestasi dari serangan alam bawah sadar.
Temuan bahwa gejala psikis Nabi ketika wahyu muncul merupakan invasi dinamika alam bawah sadar menjadi landasan untuk menjelaskan konsep wahyu dalam Islam. Konsep wahyu dalam Islam ternyata dibangun dari psikologi “alam bawah sadar” yang dialami oleh Nabi ketika wahyu muncul. Dalam kategori Sigmund Freud, para Nabi yang telah mendapatkan wahyu melalui saluran-saluran ketidaksadaran, semisal lewat mimpi, delusi pengontrolan pikiran, halusinasi suara lonceng, dan sebagainya dapat dikategorikan seperti orang yang memiliki kepribadian abnormal.
Nabi sendiri diinformasikan oleh beberapa Hadis yang shahih dan mutawatir, beliau mengalami gejala-gejala “abnormal” ketika mendapatkan wahyu. Maka, alam bawah sadar yang terjadi dalam keadaan terjaga dapat didefinisikan sebagai gejala skizofrenia atau –kwasi-mimpi. Skizofrenia merupakan gejala psikis yang sedang dikuasai oleh alam bawah sadar yang ditandai dengan munculnya delusi dan halusinasi sehingga mengakibatkan seseorang merasakan penderitaan baik secara fisik maupun psikis.
Penulis buku ini mengajukan sebuah fakta jika pewahyuan dalam Islam muncul melalui medium kwasi mimpi. Sehingga dalam penelusuran panjangnya, penulis menemukan bahwa agama itu diperoleh dari alam bawah sadar yang proses itu dialami dalam keadaan terjaga atau lebih tepatnya melalui psikologi skizofrenia –agama skizofrenia.
Iya emang sih coy, kalo menurut dokter psikiater yang ateis edan, pasti gag akan percaya adanya makhluk ghaib. Makanya para psikiater yg ateis edan bakalan nganggap kluw nabi muhammad saw itu gak dikasih wahyu ilahi, tapi beliau saw hanya majnun (sinting).
Ya begitulah dokter psikiater yg ateis edan, perlu dimaklumi dgn semaklum-maklumnya.
Ada org ngelihat JIN, malah disebut ‘halusinasi’.
Ada org lg dibisiki oleh bisikan SYAITAN, malah disebut ‘emosi mental/jiwa’.
Ada org KESURUPAN, malah disebut ‘kegilaan’.
Ada org yg jd nabi bisa ngelihat MALAIKAT JIBRIL, malah disebut ‘berhalusinasi/berimajinasi/stres’.
Dasar ateis edan.