[Depok -elsaonline.com] Jaringan Gusdurian melaksanakan Rakernas untuk para penggerak pada 24-26 November 2023 Wisma Hijau Cimanggis Depok, Jawa Barat. Pada kegiatan tahunan tersebut, Jaringan Gusdurian membahas banyak isu. Namun, salah satu yang menjadi perhatian adalah tentang komitmen mereka saat menghadapi pesta demokrasi pada 2024 nanti.
Ada tiga komisi pembahasan dalam rapat nasional tersebut, komisi program, komisi organisasi, dan komisi rekomendasi.
Pada pembahasan di komisi program beberapa rancangan dibuat untuk satu tahun mendatang. Agenda yang dibahas berfokus pada empat bidang isu; masyarakat toleran dan inklusif, pemilu jujur, adil, dan bermartabat, penanggulangan krisis iklim, dan pendidikan inklusif.
Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Gusdurian Jay Akhmad menyatakan, jaringan ini pada 2024 nanti berfokus dan meneguhkan bahwa Gusdurian tidak hanya mengurus tentang toleransi. Tetapi, Gusdurian harus terlibat dan peduli mendampingi mereka yang lanjut usia, disabilitas dan perubahan iklim dan lingkungan, serta kerja-kerja kemanusiaan lainnya.
Kaitannyanya dengan tahun politik, Gusdurian menegaskan terus menerus tentang kredibelitas serta integritas gerakan ini. Jaringan Gusdurian bertujuan untuk tidak terlibat dalam politik praktis.
“Kawan kawan silahkan menjadi tim sukses sekalipun, tetapi tidak boleh membawa label Gusdurian disana,” tegas Jay.
Senada dengan Jay, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, mengatakan bahwa Gusdurian sejak awal didirikan menjadikan Gus Dur sebagai model sekaligus modal sosial unruk mendidik masyarakat. Dan Gusdurian bergerak dengan konsisten. Penilaian masyarakat terhadap Gusdurian (akan konsistensi dan integritas) akhirnya terjaga dan harus dijaga.
“Dan saya ucapkan terimakasih pada teman-teman, terutama di daerah. Tidak terlibat politik praktis serta tidak menggunakan platform Gusdurian. Fokus kita menyelamatkan demokrasinya” pesan Alissa.
Ia menambahkan, kalau dirinya sangat mengapresiasi Jaringan Gusdurian meskipun keterbatasan sumberdaya, tetapi semangat perjuangan terus berjalan. Dirinya juga menyadari kalau apa yang selama ini dikerjakan oleh Gusdurian bukanlah hal yang mudah. Dengan keterbatasan, terang Alissa, akan melahirkan pribadi-pribadi yang spirit idealisme dan perjuangan.
“Pertama, kita tidak punya material (baca: uang). Dan kedua kalaupun ada uangnya, ada nominalnya diatas kwitansi, tapi terlalu kecil dengan idealisme perjuangan kita. Dan watak sosial ini harus dijaga, konsisten dan persisten pun juga harus dijaga ” imbuh Alissa. (Jaedin)