“Acara ini dimaksudkan, selain untuk membangun kepekaan penghayat terhadap problemnya, juga membekali penghayat berbagai tekhnik dan strategi advokasi,” kata Direktur eLSA, Tedi Kholiludin saat pembukaan acara.
Sungkowo, Ketua Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Kabupaten Rembang berharap bahwa pertemuan ini bisa semakin menguatkan sinergi, terutama antar kelompok masyarakat. “Di Rembang pernah terjadi masalah berkaitan dengan pembangunan sanggar Sapto Darmo. Jika ada banyak pihak terlibat dalam advokasi kasus ini, tentu akan sangat meringankan,” tutur Sungkowo.
Sementara, Gumani salah seorang penghayat Sedulur Sikep dari Kudus menunjukan apresiasinya, karena ia baru pertama mengikuti kegiatan ini. “Saya baru pertama mengikuti kegiatan ini, jadi perlu dibimbing oleh kadang penghayat yang lain,” kata Gumani.
Kegiatan ini difasilitatori oleh Asfinawati, mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. [elsa-ol]