Warga Tionghoa Semarang Peringati Haul Gus Dur

tionghoa-haul-gus-dur[Semarang –elsaonline.com] Perhimpunan Rasa Dharma (Boen Hian Tong) Semarang, Jumat (30/12/2016) kemarin, memeringati Haul ke 7 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Acara yang dihelat di aula Gedung Rasa Dharma Gang Pinggir Kawasan Pecinan Semarang itu dihadiri oleh sejumlah tokoh agama, budayawan, jurnalis dan aktivis lintas agama.

Selain dimeriahkan dengan diskusi mengenang jejak pemikiran dan aktivitas Gus Dur, Haul kemarin juga diramaikan oleh pentas seni Gerakan Miskin Kota atau Germo. Tak hanya itu, sholawat “Syi’ir tanpo Waton” juga didendangkan dan diikuti oleh seluruh hadirin yang kurang lebih berjumlah 60-an tersebut.

Harjanto Halim, Ketua Perhimpunan Rasa Dharma, mengatakan bahwa Gus Dur sudah sangat melekat di hati warga Tionghoa, terutama yang ada di Semarang. Bahkan di altar gedung, Sinci atau papan bertuliskan nama beliau ada disana. Kiprahnya dalam membela kelompok kecil yang tertindas begitu terasa.

Romo Aloysius Budi Purnomo, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Agung Semarang yang juga turut hadir memberi kesaksian tentang Gus Dur. Baginya, Gus Dur datang untuk mewartakan dan mewujudnyatakan keadilan.

Fatquri Buseri, pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merasa tersanjung diundang hadir di acara tersebut. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, selain menjaga silaturahmi, ia bisa lebih mengenali bagaimana sebuah kelompok masyarakat menunjukkan penghargaannya terhadap tokoh yang dianggap memiliki jasa dan peran yang sangat penting.

Sementara itu, Tedi Kholiludin, Sekretaris Pengurus Wilayah Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama (NU), didapuk menjadi pemantik diskusi. Ia membeberkan sekilas kiprah Gus Dur, baik semasa menjadi Ketua PBNU maupun tatkala menjabat sebagai presiden. “Hemat saya, Gus Dur tetap konsisten. Dia punya prinsip yang tak pernah berubah untuk memperjuangkan kemanusiaan. Yang berubah hanya soal strateginya saja,” terang Tedi yang juga Ketua Yayasan Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) tersebut. [elsa-ol/Yono/@cahyonoanantato/001]

Baca Juga  Ajaran Sapta Darma Hilangkan Klenik
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini