Kepala Kesbangpol Jateng: Perlu Sinergitas antar Masyarakat Sipil

Semarang elsaonline.com Pentingnya sinergitas antara masyrakat sipil dan pemerintah untuk memelihaa kerukunan antarumat beragama dan kepercayaan, Yayasan Pemberdaya Komunitas (YPK) ELSA mengajukan surat permohonan audiensi kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah. Perihal pengajuan audiensi tersebut, YPK ELSA disambut dengan baik dan diberi kesempatan untuk bertemu pada Jumat, 07 Januari 2022.

Direktur Elsa Semarang, Ceprudin menuturkan, konsen kita adalah mendampingi teman-teman kelompok minoritas yang mendapat perlakuan diskriminasi. Kemudian menyambungkan dengan pemangku kepentingan yang wajib untuk merespon masalah yang ada di lapangan.

“Kita selayaknya teman ngobrol mereka lah, mendengarkan mereka bercerita, terus menyambungkannya dengan instansi terkait,” bebernya.

Setiap tahunnya YPK ELSA menerbitkan Laporan Tahunan yang terbit setiap tahun. Menurut Cecep, dalam penulisan laporan tahunan harus fair, sesuai fakta yang ada di lapangan.

“Kalau itu kita nilai masuk yang diskriminatif, dan kita juga harus fair dalam pemantauan itu, kita harus juga mengakui kerja-kerja pemerintah dan itu kalau ada kemajuan ya kita catat sebagai kemajuan, kalau itu pemenuhan ya kita catat sebagai pemenuhan dari pemerintah di setiah laporan tahunan itu,” sambungnya.

Ceprudin menyayangkan karena alasan pandemi, hampir tidak ada komunikasi dengan kesbangpol jawa tengah sepanjang tahun 2020, padahal catatan pada tahun tersebut sangat banyak. Karena tidak seperti dahulu, dahulu pemerintahan totaliter, kalau sekarang akomodatif terhadap apa yang terjadi di lapangan dan responsif dalam menyelesaikan persoalan.

“Izin menyampaikan pak Kaban, tahun 2020. Kita belum ada tindak lanjut, di Jawa Tengah, kita juga mencatat kasus-kasus terorisme, kita selalu tinggi Jawa Tengah. Bahkan di kota Semarang selama 3 tahun berturut-turut selalu ada, 2020 lebih dari 20 orang. 2021 sekitar 15 orang. Kasus keberagamaan di Jawa Tengah, 2021 termasuk sedikit tapi agak sistemik, karena di Sekolahan itu ada pemaksaan siswa hijab itu agak rame, pak gubernur juga merespon, saya kira juga bagus,” tambahnya.

Baca Juga  eLSA Harus Konsisten Membela Hak Minoritas

Dalam laporan tahunan YPK ELSA mengappresiasi kepada Kesbangpol soal GITJ Dermolo yang sudah keluar IMB-nya awal 2021. Karena selama19 tahun lamanya pengurusan. Juga GBI Tlogosari, respon Kesbangpol, Gubernur, Walikota sangat baik. Apresiasi kepada bupati Kudus, bisa mencatatkan perkawinan sedulur sikep yang menikah sudah lama.

Penerimaan kedatangan perwakilan YPK ELSA disambut dengan baik oleh Kaban Haerudin, Kepala Kesbangpol Jateng. Setelah mendengar apa yang telah disampaikan perwakilan YPK ELSA, Haerudin mengajak ELSA kerjasama, sinergi dan kolaborasi. Dengan tanpa saling memengaruhi.

“Jadi ELSA silakan jalan dengan relnya yang sudah ada, kesbangpol juga demikian. Tetapi saya pengin kita kerjasama dalam rangka menciptakan Jawa Tengah yang toleran, karena misi kita sama. Bagaimana caranya, kami menawarkan, jadi persoalan yang ada di Jawa Tengah ini, yang ditemukan oleh ELSA, kita pilih, kita selesaikan sama-sama,” harapnya.

Kaban mencontohkan atas kejadian penolakan gereja di purworejo dan sukoharjo, atau beberapa masalah-masalah yang lain. Langkah selanjutnya dengan didiskusikan, dengan menawarkan kerja bareng untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Misalnya tadi, apa persoalan mungkin kita adakan Focus Grup Discusion (FGD) kecil ya dari tim saya dan timnya ELSA, lalu kita mencari solusi langkah-langkah kira-kira apa yang kita lakukan agar persoalan ini kita selesaikan,” jelasnya.

Dalam prinsipnya, Kaban menuturkan, inginnya ada semacam komitmen, meskipun tidak dalam bentuk MoU, tapi dalam sinergi dan kerjasama. Dalam hal intoleransi, penolakan tempat ibadah, dalam bidangnya oleh pak Danis, selaku Kabid. Toleransi Keagamaan.

“Jadi mungkin maaf, ada persoalan yang luput dari pantauan kami. Kami minta ELSA bisa memberikan masukan, nah syukur nanti ini bisa kita selesaikan bersama, harapannya forum-forum diskusi tadi ada solusi yang kita hasilkan.” ungkapnya.

Baca Juga  Gubernur Jateng Ingatkan Soal Bahaya Laten Intoleransi

Kaban juga mengungkapkan mengenai hasil evaluasi kerja selama ini, dengan adanya banyak kegiatan sifatnya baru memfasilitasi. Dia juga berharap kedepannya hal itu tetap jalan, sebagian kegiatan lainnya nanti juga untuk menyelesaikan masalah.

“Makanya saya tadi berani menawarkan kepada ELSA kalau kita ke depan itu kolaborasi untuk kemudian menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada, jadi kita siapkan kegiatan FGD kecil,” pungkasnya. (Reporter: Alaik Ridhallah)

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Nahdlatul Arabiyyah Semarang: Jejak Keturunan Arab yang Terlupakan (Bagian Pertama)

Oleh: Tedi Kholiludin Pertumbuhan organisasi keturunan Arab di Hindia Belanda...

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini