[Semarang – elsaonline.com] Tepat dihari kedua Hari besar Umat Islam Idul Fitri 1433 H kampung Cirambeng Desa Pamedaran, Kec. Ketanggungan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah digegerkan dengan mendaratnya sebuah balon yang berukuran cukup besar. Balon besar tersebut bermula terbang melayang-layang tepat di atas kampung yang berada di ujung selatan Kabupaten Brebes itu. Dengan adanya balon yang sangat besar itu sontak warga geger, beramai-ramai menyaksikan mendaratnya balon tersebut. Balon pun akhirnya mendarat disebuah pesawahan pinggiran kampung.
Warga semula menduga balon tersebut berisi angpao lebaran sehingga warga berbondong-bondong mendatangi tempat bersarangnya balon. Dugaan balon berisi uang karena sebelumnya juga pernah ada balon yang mendarat dan berisi vocher pulsa sebanyak 50.000. Namun balon yang tiba bertepatan dihari raya Islam ini ternyata hanya ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wonosobo. Untuk kehidupan orang kampung yang relatif homogen dengan 100% Muslim, pro kontra pembahasan boleh atau tidaknya mengucapkan selamat untuk dari selain umat Islam pun terjadi.
Masyarakat yang semula ingin melihat mendaratnya balon tersebut, akhirnya membahas berbincang-bincang mengenai hukum mengucapkan selamat dari dan untuk orang diluar umat Muslim. “Dalam hukum Islam sebenarnya boleh atau tidak mengucapkan salam untuk orang Kristen? Kok umat Kristen mengucapkan mengucapkan selamat untuk orang Islam” tanya Cahya, salah satu warga dukuh Cirambeng. Umumnya masyarakat desa yang tingkat pemahaman keagamaanya tidak merata, pertanyaan itu menjadi debat kusir tanpa referensi. Namun kiranya pembahasan mengenai boleh atau tidaknya mengucapkan selamat dan salam untuk umat yang berlainan agama cukup disikapi dengan sangat sederhana.
Umat muslim yang berada di pedesaan nampaknya tidak terlalu ribet dengan mengurusi seputar hubungan kemasyarakatan dengan umat agama lain. Mereka cukup menyikapi dengan konsep maslahah. Orang-orang di pedesaan cukup dengan menyimpulkan bahwa ucapan selamat bagi umat berlainan agama yang penting tidak merugikan orang yang kita ucapkan selamat. “Masalah mengucapkan salam atau selamat untuk umat agama lain yang penting tidak merugikan kita dan orang lain” jawab Parman, salah satu pemuda desa tersebut.
Kesimpulan masyarakat yang awam akan pendidikan kegamaan jawaban seperti ini tentunya tidak serumit dengan jawaban kaum intelektual yang penuh dengan referensi ayat al-Qur’an dan Hadits atau kitab kuning. Tapi paling tidak kesimpulan diatas mendekati sepakat dengan intelektual yang pro perdamaian. Hanya saja kesimpulan ini juga tidak dipungkiri akan bertentangan dengan sebagian kalangan orang yang penuh dengan argumen yang jelimet memanipulasi ayat-ayat untuk mengalalkan rasa benci terhadap umat selain agamanya.
Ucapan selamat dari GKJ Wonosobo untuk umat Islam yang kebetulan terhinggapi balon raksasa itu tentunya tanpa disengaja. Namun dalam ketidaksengajaanya pasti ada unsur kesengajaan dari GKJ Wonosobo untuk mengucapkan selamat hari raya umat Muslim diseluruh Indonesia. Artinya, hari raya besar umat Islam yang berbarengan dengan peringatan kemerdekaan ini bangsa ini, GKJ Wonosobo ingin mengibarkan bendera perdamaian antar agama-agama, khususnya Islam-Kristen. Terima kasih untuk GKJ Wonosobo, yang telah mengucapkan Selamat hari raya idul fitri untuk masyarakat Cirambeng melalui penerbangkan balon besarnya. (elsa-ol/Ceprudin)
Perbedaan sudah ada sejak Indonesia berdiri terlebih keberagaman yg bermacam2, dengan didasari Bheneka Tunggal Ika kiranya Indonesia semakin lebih saling menghargai.disini kita berdiri satu hati satu jiwa untuk Indonesia. Bersatulah Indonesia. Salam
: trima kasih atas informasinya
Kami selaku pembuat balon merasa bangga
Turunnya jam berapa maz/mbak?!
Bagi yang berminat pesan balon untuk acara pribadi anda bisa menghubungi kami
Sambek rt.01 rw 05 wonosobo
Pembuatan dan penerbangan balon tersebut adalah bukti kerukunan antar agama di wilayah kami, dimana kami sebagai remaja musholla yang membuat dan di dukung oleh pengurus GKJ berupa sumbangan dana.
Yang penting semuanya S E N A N G
belon semuka melayang-layang sekitar setengah waktu itu sekitar jam 12 siang. tapi kemudian mendarat di pesawahan karena tersangkut pohon pete sekitar jam 12.30, terima kasih kembali kepada semua panitia mushola dan GKJ Winosobo yang sudah menerbangkan balonya sebagai simbol perdamaian………
Terimakasih kepada remaja Musholla Sambek RT 01, RW 05 Wonosobo.
Semoga “balon perdamaian” selalu ada dan menghembuskan perdamaian yang sejati diantara kita semua.
Terimakasih juga buat elsaonline atas informasinya.
Salam perdamaian!
Semoga tidak hanya “balon perdamaian” saja, namun lebih ke realita yaitu kerukunan umat beragama. kita beda, namun kita satu.
dan kiranya kerukunan antara remaja mushola dengan GKJ Wonosobo ini bisa menjadi teladan bagi kita semua.
God Bless Indonesia 🙂