Hambatan Mewujudkan Keadilan

Semarang elsaonline.com. Tantangan mewujudkan keadilan sosial di Indonesia mengalami hambatan berupa teknologi menjadikan manusia bersifat egois individualis dan destruktif, cengkrama sistem kapitalisme. Pola pikir dualistik, hirarki, dominatif, dan marginalisasi kaum miskin,

Akademisi Universitas Atmajaya Yogyakarta Bernadus Wibowo Suliantoro mengungkapan landasan filosofis keadilan sosial setiap orang terlahir membawa cadar ketidaktahuan

“ Upaya mewujudkan keadilan sosial ditempuh dengan pemahaman keadilan sosial yang perlu diperjuangkan, keadilan sosial menuntut penciptaan iklim kondusif . Agar setiap orang dapat mengembangkan potensi diri secara optimal, memperoleh akses, partisipasi, kontrol dan manfaat setara atas hasil pembangunan,” ungkap pengajar Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam diskusi “Implementasi Sila V Pancasila: Realita dan Tantangannya” yang diselenggarakan Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Jawa Tengah di Keuskupan Agus Semarang, Sabtu (15/9).

Diperlukan memperbaiki struktur hukum yang berpihak pada keadilan guna meningkatkan kultur demokrasi masyarakat.

“Evaluasi kebijakan maupun produk hukum yang tidak mencerminkan rasa keadilan masyarakat, penguatan kelembagaan negara yang memperjuangkan keadilan sosial, perbaiki dan metalitas aparat penegak hukum, dan penguatan budaya demokrasi,” tambah alumnus program doktoral UGM Yogyakarta.

Diakhir diskusi, Bernadus menjelaskan bahwa keutamaan moral untuk mewujudkan keadilan sosial dengan memiliki sikap peduli, empati, solidaritas, berintegritas, budaya kasih dan gotong royong (elsa-ol/Hilya)

Baca Juga  Setia Bersama Prasasti Batu Ukir Bongpay
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Nahdlatul Arabiyyah Semarang: Jejak Keturunan Arab yang Terlupakan (Bagian Pertama)

Oleh: Tedi Kholiludin Pertumbuhan organisasi keturunan Arab di Hindia Belanda...

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini