Keragaman Bagaikan Nada Lagu

Kepala Desa Karangrowo Heri Darwanto memaparkan pengelolaan keragaman yang ada di desanya. [Foto : munif]
Kepala Desa Karangrowo Heri Darwanto memaparkan pengelolaan keragaman yang ada di desanya. [Foto : munif]
[Kudus –elsaonline.com] Bulan Oktober ini merupakan hari Kesaktian Pancasila. Sudah 70 tahun negara kita merdeka. Kita sudah lama tahu bahwa dalam beberapa waktu tahun terakhir, mungkin Pancasila hanya sebagai lipstick, sebutan dan hafalan saja. Tapi tidak pernah memahani apa isi dari Pancasila dari lima sila Pancasila tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Kudus, Jati Solihah dalam sambutan pembukaan Seminar Regional dengan tema “ Mengelola Keragaman di Pedesaan”, di Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) Kudus, Sabtu (3/10).

Ditambahkan Jati, perlu diketahui bahwa di Kudus meskipun kecil masyarakatnya dan banyak yang beragama Islam, tapi tidak hanya Islam yang hidup disana. Ada yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Sedulur Sikep dan aliran Kepercayaan yang hidup di Kudus.

“Kita lahir di sini (Indonesia) adalah takdir. Kita tidak meminta untuk lahir di Indonesia, kita lahir di tengah suku dan ras yang majemuk. Ini harus kita syukuri, sehingga muncul yang tidak perlu terjadi,” jelasnya.

Jati mengilustrasikan keragaman yang ada di Kabupaten Kudus itu bagaikan nada lagu yang tidak mungkin menjadi indah kalau hanya satu nada. Selain itu, keragaman itu bagaikan sapu lidi, juga tidak akan berguna jika hanya satu persatu lidi, tapi harus lidi yang jadikan satu dan diikat biar dapat digunakan.

Sementara itu, Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto menceritakan keseragaman yang ada di wilayahnya. Keseragaman yang ada tersebut dikelolanya untuk tidak melupakan minoritas yang ada di desanya.

“Yang banyak kita lupakan itu adalah kelompok minoritas. Minoritas itu sering tidak dikelola, jadi minoritas itu perlu kita kelola agar tetap terjalin kerukunan,” terangnya. [elsa-ol/@AbdusSalamPutra-Salam/001]

Baca Juga  Khittah ELSA Harus Tetap Dijaga
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

Tiga Tema Alkitab sebagai Basis Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam "Justice and Only Justice: A Palestinian...

Kekristenan Palestina dan Teologi Pembebasan: Berguru Pada Naim Stifan Ateek

Oleh: Tedi Kholiludin Ia adalah seorang Palestina dan bekerja sebagai...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini