Penganut Sapto Darmo Berharap Umat Islam Meneladani Gus Dur

Carlim (kaos) dan Darsa
Carlim (kaos) dan Darsa
[Brebes -elsaonline.com] Bagi penganut agama minoritas yang selalu tertindas, sosok Gus Dur adalah juru selamat yang melindungi mereka dari tindak kekerasan yang dilakukan sebagian pemeluk agama yang “diakui” pemerintah. Sapto Darmo merupakan salah satu agama yang “tidak diakui” pemerintah memiliki pemeluk sedikit dibanding agama-agama lainnya. Penganut agama ini kerap mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pemerintah maupun dari sesama warga negara yang menganut paham keagamaan radikal.

“Kalau semua umat Islam, atau minimal lima puluh persen mengikuti Gus Dur mungkin kehidupan kami tidak terdiskriminasi,” tutur Carlim, ketua Yayasan Sapto Darmo Kabupaten Brebes, Kamis (4/12) malam.

Carlim meyakini bahwa semua agama pasti mengajarkan kebaikan, sehingga apabila ada pemeluk agama berlaku anarkis maka dipastikan ada kesalahpahaman dalam memahami agama. “Orang Islam sering mengatakan kalau ajarannya penuh cinta kasih, dan menebar perdamaian, tapi mana buktinya. Umat Islam banyak yang suka menyesatkan kami, mengatakan kami kafir, dan kami sering diperlakukan seperti bukan manusia. Warga kami ada yang mati tidak boleh dikubur di tempat pemakaman umum, padahal tikus saja kalau mati ya harus dikubur. Ini pasti yang salah bukan agamanya, tapi pemahaman mereka. Yang pemahamannya benar ya pasti melindungi kami seperti yang dilakukan Gus Dur,” terangnya.

Oleh karena itu Carlim dan pemeluk Sapto Darmo lainnya sangat berharap kepada umat Islam sebagai pemeluk agama mayoritas di negeri ini supaya memiliki sikap seperti Gus Dur yang selalu melindungi minoritas dan memperjuangkan hak-haknya. “Kalau lima puluh persen umat Islam seperti Gus Dur, di Indonesia tidak ada konflik, semuanya tentram,” tegasnya. [elsa-ol/KA-@khoirulanwar_88]

Baca Juga  Budi Santoso; “Kalau Kita Butuh Mereka, Mereka Tidak Menghiraukan”
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Bukan Penumpukan, Tapi Kecukupan: Refleksi Natal 2025

Oleh: Tedi Kholiludin Pada setiap kebahagiaan yang kita nikmati, selain...

Di Balik Ketenangan Jalsah Salanah di Krucil Banjarnegara

Oleh: Tedi Kholiludin Letak Dusun Krucil, Desa Winong, Kecamatan Bawang...

“Everyday Religious Freedom:” Cara Baru Melihat Kebebasan Beragama

Oleh: Tedi Kholiludin Salah satu gagasan kebebasan beragama yang...

Penanggulangan HIV dan Krisis Senyap di Garda Depan

Oleh: Abdus Salam Staf Monitoring Penanggulangan HIV/AIDS di Yayasan ELSA...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini