Sarekat Islam dan Gerakan Kiri di Semarang (1917-1920)

Oleh: Tsabit Azinar Ahmad

Pegiat Taman Baca Masyarakat Ngudi Kawruh, alumnus PPs Pendidikan Sejarah UNS

Memasuki abad XX, kolonialisme di Hindia Belanda memasuki masa kulminasi. Pemerintah kolonial telah berkembang dalam tahap yang lebih mapan. Alih-alih menjadi upaya untuk membalas budi pada pribumi, kebijakan politik etis justru makin menguatkan posisi pemerintah kolonial untuk terus melanjutkan kekuasaannya atas Hindia Belanda. Di satu sisi, perkembangan kontrakolonialisme juga mamasuki tahap baru, yakni dengan perubahan corak pergerakan rakyat. Perubahan corak ini ditandai dengan adanya upaya yang mulai tersistematisasi dalam berbagai lembaga pergerakan yang memiliki tujuan dan langkah-langkah strategis yang lebih jelas dibanding masa-masa sebelumnya.

Munculnya gerakan-gerakan yang lebih terstruktur dan terorganisasi menjadi sebuah model pergerakan baru yang sangat berpengaruh terhadap dinamika sejarah pada paruh pertama abad XX. Berbagai organisasi dengan beragam latar belakang muncul. Tidak terkecuali organisasi yang membawa predikat Islam.

Salah satu organisasi berpredikat Islam yang berkembang dan dengan cepat menarik perhatian rakyat adalah Sarekat Islam (SI). Sarekat Islam bermula dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan pada tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo yang merupakan cabang dari SDI bentukan R.M. Tirto Adisuryo di Batavia. SDI memiliki semboyan “kebebasan ekonomi, rakyat tujuannya, Islam jiwanya”.

Download Makalah

Baca Juga  Di Sakhnin, Sepakbola Sejenak Melupakan Perang
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Nahdlatul Arabiyyah Semarang: Jejak Keturunan Arab yang Terlupakan (Bagian Pertama)

Oleh: Tedi Kholiludin Pertumbuhan organisasi keturunan Arab di Hindia Belanda...

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini