Agama Tidak akan Hilang

Semarang, elsaonline.com – Yayasan Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang kembali mengadakan diskusi seri Ramadhan ketiga Rabu, 20 April 2022 di Kantor Yayasan eLSA, Ngaliyan, Semarang.

Diskusi yang mengangkat tema “Masa Depan Agama dan Agama Masa Depan” tersebut menghadirkan Guru Besar Ilmu Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku, John A. Titaley sebagai narasumber dalam acara tersebut.

Mantan Rektor Universitas Satya Wacana Salatiga tersebut memulai pemaparannya dengan menyampaikan jika agama dari primitif sampai saat ini dan yang akan datang hakikatnya sama.

“Tidak ada yang lebih baik. Agama saat ini tidak lebih baik dari yang dulu. Begitu pula yang ada di masa depan tidak lebih baik jika dibandingkan saat ini,” paparnya.

Menurut pria yang akrab dipanggil Opa John tersebut mengingatkan jika satu sama lain tak bisa menggap buruk yang lainnya.

“Namun, kita tidak bisa mengingkari jika ada evolusi agama seiring berjalannya waktu,” tambah Opa John.

Menurutnya, evolusi agama tersebut adalah dampak dari perubahan yang terus terjadi. Dirinya mencontohkan penyebab evolusi agama kepada 15 peserta diskusi yang sekarang terjadi adalah Covid-19.

“Covid-19 merubah banyak hal termasuk agama. Misalnya jika saat perjamuan kudus, anggur dan roti sebelum pandemi wajib diterima dari pendeta langsung. Ketika pandemi Covid-19, anggur dan roti didoakan lalu dibagikan ke rumah masing-masing jemaat,” jelasnya.

Bagi pria yang meraih gelar doktor di Graduate Theological Union (GTU) University of California (UC) Berkeley, Amerika Serikat tersebut hal itu tidak mengubah inti dari agama.

“Fenomena atau evolusi tadi tidak mengubah inti dari agama, yakni humanisme,” ungkapnya sembari berdiri di hadapan peserta diskusi.

Baca Juga  Bupati Berikan Izin Sementara GITJ Dermolo

Setiap manusia, imbuhnya, harus diperlakukan manusiawi. “Itu hukum utama dalam agama. Jika ada rasa benci itu ialah permulaan dari membunuh manusia. Agama akhirnya akan bermuara pada kemanusiaan,” katanya.

Agama, 4C

Pada diskusi tersebut, Profesor John juga memaparkan tentang empat nilai agama yang dikutipnya dari Paul Mojzes dan Leonard Swidler. Kata, John, Agama itu terdiri dari 4 C yaitu creed, cult, code, community.

“4 nilai ini yang selalu ada pada agama mulai dari primitif hingga masa depan nanti. Pertama, creed atau keyakinan. Keyakinan ini dibagi menjadi dua Illahi (person) dan non Illahi (idea) sebagaimana yang diyakini kawan-kawan Buddhis. Creed ini adalah substansi dalam agama,” terangnya.

Kemudian, ungkapnya, nilai selanjutnya ialah cult atau kultus yang diartikan sebagai tindakan. Bagi Oppa John, code dalam agama ialah memiliki implikasi sosial.

Code di dalam agama ini diartikan jika agama memiliki implikasi sosial. Terakhir, nilai agama menurut Durkheim ialah community yang berarti komunitas atau kelompok. Tanpa komunitas, tak dapat disebut sebagai agama,” katanya.

Dari situlah dirinya mengatakan jika agama sejak zaman dahulu–primitif–hingga pada saat ini–modern–pasti memiliki empat nilai tersebut. Baginya, nilai tersebut tidak hilang namun, hanya akan bertransformasi

“Refleksi keagaaman akan terus bertransformasi. Paham keagaaman yang tidak banyak diikuti oleh manusia juga akan terus bertransformasi dan mewujud dalam bentuk yang baru. Dengan begitu, agama tidak akan hilang. Akan terus ada,” tandas pria kelahiran Sorong tersebut.

“Agama tidak akan hilang, selalu ada. Hanya wujudnya saja tidak akan sama dengan dulu,” pungkasnya. (Sidik)

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

Tiga Tema Alkitab sebagai Basis Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam "Justice and Only Justice: A Palestinian...

Kekristenan Palestina dan Teologi Pembebasan: Berguru Pada Naim Stifan Ateek

Oleh: Tedi Kholiludin Ia adalah seorang Palestina dan bekerja sebagai...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini