ERORF 61: Diskriminasi, Harapan dan Tantangan Layanan Pendidikan Penganut Kepercayaan

Semarang elsaonline.com Problem mendasar yang hingga kini dihadapi kelompok penganut Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (selanjutnya ditulis Kepercayaan) adalah regenerasi. Tak sedikit kelompok Kepercayaan yang “mati suri” karena kehilangan generasi penerusnya. Pada akhirnya, ajaran leluhur yang mereka lestarikan turun temurun harus rela menemui jalan sunyi.

Terlalu lama kelompok Kepercayaan mendapat perlakuan diskriminasi. Baik
perlakuan dari pemerintah maupun lingkungan sosial. Diskriminasi layanan publik,
diskriminasi pembangunan rumah ibadah, dan juga diskriminasi layanan pendidikan.
Rentetan diskriminas itulah yang membuat generasi penerus penganut Kepercayaan
merasa “tak aman” dan lebih memilih berganti identitas, meskipun tak “seutuhnya”.

Dari berbagai ketidakadilan itu, diskriminasi pendidikan adalah faktor yang paling
mempengaruhi merosotnya generasi penerus Kepercayaan. Mereka merasa sistem
pendidikan formal sama sekali tidak ramah bagi penganut Kepercayaan. Terutama
ketika berhadapan dengan mata pelajaran agama.

Guna membaca lebih lanjut sajian ERORF ke 61. silahkan klik
Unduh

Baca Juga  LAPORAN TAHUNAN KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2011
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

Tiga Tema Alkitab sebagai Basis Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam "Justice and Only Justice: A Palestinian...

Kekristenan Palestina dan Teologi Pembebasan: Berguru Pada Naim Stifan Ateek

Oleh: Tedi Kholiludin Ia adalah seorang Palestina dan bekerja sebagai...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini