Mantan Rektor Universitas Paramidana, Jakarta, ini, mengungkapkan, generasi muda juga harus melihat tradisi sebagai sesuatu yang keren dan bukan ketinggalan zaman. Oleh karena itu, anak-anak muda harus bisa mengkombinasikan antara tradisi yang melekat dengan ekspresi baru di kalangan anak muda. “Makanya anak-anak harus bisa mengkombinasikan antara tradisi dan modernisasi sehingga harmoni akan semakin terasa,” lanjutnya.
Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku senang terhadap Pekan Budaya Indonesia 2015 yang kali pertama di gelar di Semarang. Bahkan, kata dia, Jawa Tengah memang memiliki beragam budaya. “Kita memang punya semua itu. Punya karakter, punya identitas dan jangan sampai punah. Ini pas momennya 70 tahun Indonesia merdeka,” terangnya.
Adapun Panitia pelaksana, Sri Guritno, menyebutkan, kehadiran komunitas adat sebagai pelestari nilai budaya menjadi sangat penting. Menurutnya, ia memiliki fungsi sebagai penguat ketahanan dan identitas kebudayaan. “Selain itu, berbagai tradisi dan nilai budaya yang masih melekat harus dibina, digali, dilestarikan dan dikembangkan,” ujarnya.
Kendati demikian, dia berharap bahwa pemanfaatannya tidak hanya menjadi penyangga identitas local. Tapi, sambungnya, juga menjadi sumber inspirasi bagi kreasi seni, peningkatan solidaritas dan integrasi sosial dalam pembangunan karakter bangsa. “Makanya, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan keragaman budaya yang berkaitan dengan upacara tradisional kepada masyarakat luas,” bebernya.
Terkait dengan tujuan acara, dia menyampaikan, bahwa Pekan Budaya Indonesia 2015 ini untuk melestarikan dan mengembangkan upacara tradisional sebagai warisan budaya bangsa, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya bangsa. “Terpenting, bisa menumbuhkembangkan sikap saling menghormati dan toleransi antar sesama anak bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan ini melibatkan 154 peserta dari Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentuk kegiatan ini meliputi sarasehan komunitas adat, pameran dan bazar komunitas adat, gelar tradisi dan seni budaya serta pagelaran wayang kulit. [elsa-ol/Bam-@MunifBams/001]