Kebhinekaan, Harta Paling Berharga

Anies Baswedan (kiri) bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. [Foto: Munif]
Anies Baswedan (kiri) bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. [Foto: Munif]
[Semarang –elsaonline.com] Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan, menyatakan, bahwa kebudayaan merupakan kekayaan terbesar di Indonesia. Sehingga, kebhinekaan adalah harta paling berharga. “Apalagi bangsa Indonesia ini sangat beragam dan bervariasi. Jadi, kita disadarkan bahwa kebhinekaan adalah harta paling berharga,” tutur dia saat membuka acara ‘Pekan Budaya Indonesia’ dengan tema ‘Merajut Harmoni melalui Keragaman Tradisi’ di Lapangan Simpanglima Semarang, Jum’at (7/8) sore.

Mantan Rektor Universitas Paramidana, Jakarta, ini, mengungkapkan, generasi muda juga harus melihat tradisi sebagai sesuatu yang keren dan bukan ketinggalan zaman. Oleh karena itu, anak-anak muda harus bisa mengkombinasikan antara tradisi yang melekat dengan ekspresi baru di kalangan anak muda. “Makanya anak-anak harus bisa mengkombinasikan antara tradisi dan modernisasi sehingga harmoni akan semakin terasa,” lanjutnya.

Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku senang terhadap Pekan Budaya Indonesia 2015 yang kali pertama di gelar di Semarang. Bahkan, kata dia, Jawa Tengah memang memiliki beragam budaya. “Kita memang punya semua itu. Punya karakter, punya identitas dan jangan sampai punah. Ini pas momennya 70 tahun Indonesia merdeka,” terangnya.

Adapun Panitia pelaksana, Sri Guritno, menyebutkan, kehadiran komunitas adat sebagai pelestari nilai budaya menjadi sangat penting. Menurutnya, ia memiliki fungsi sebagai penguat ketahanan dan identitas kebudayaan. “Selain itu, berbagai tradisi dan nilai budaya yang masih melekat harus dibina, digali, dilestarikan dan dikembangkan,” ujarnya.

Kendati demikian, dia berharap bahwa pemanfaatannya tidak hanya menjadi penyangga identitas local. Tapi, sambungnya, juga menjadi sumber inspirasi bagi kreasi seni, peningkatan solidaritas dan integrasi sosial dalam pembangunan karakter bangsa. “Makanya, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan keragaman budaya yang berkaitan dengan upacara tradisional kepada masyarakat luas,” bebernya.

Baca Juga  Kades Kutuk Akan Sediakan Lahan Makam

Terkait dengan tujuan acara, dia menyampaikan, bahwa Pekan Budaya Indonesia 2015 ini untuk melestarikan dan mengembangkan upacara tradisional sebagai warisan budaya bangsa, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya bangsa. “Terpenting, bisa menumbuhkembangkan sikap saling menghormati dan toleransi antar sesama anak bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan ini melibatkan 154 peserta dari Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentuk kegiatan ini meliputi sarasehan komunitas adat, pameran dan bazar komunitas adat, gelar tradisi dan seni budaya serta pagelaran wayang kulit. [elsa-ol/Bam-@MunifBams/001]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Nahdlatul Arabiyyah Semarang: Jejak Keturunan Arab yang Terlupakan (Bagian Pertama)

Oleh: Tedi Kholiludin Pertumbuhan organisasi keturunan Arab di Hindia Belanda...

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini