Semarang elsaonline.com – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah mendukung penuh program Sekolah Damai, Wahid Foundation. Mewakili Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Agama Islam menyampaikan bahwa program sekolah damai sejalan dengan moderasi beragama.
“Saya sangat mendukung, baik secara probadi maupun kelembagaan. Program itu (sekolah damai) sinergi dengan apa yang direncanakan Dipa kita karena berbasis pada moderasi beragama,” kata Kabid PAI Kanwil Kemenag Jateng, Imam Bukhor, di kantornya, Senin, 27 September 2021.
Imam menyampaikan itu di sela audiensi bersama pelaksana program Sekolah Damai, Wahid Foundation. Hadir pada pertemuan itu Kasi Tenaga Pendidikan Bidang Pendidikan Madrasah (Penma), Siti Mutmainah beserta jajaran bidang Pendidikan Madrasah dan Pendidikan Agama Islam.
Hadir juga sebagai lembaga dari Wahid Foundation Siti Kholisoh, pelaksana program Mauliya R, Siti Rofiah, dan Ceprudin.
Pertemuan yang berlangsung gayeng ini menyepakati bahwa penanganan intoleransi dan radikalisme di sekolah butuh kerja bersama. Semua elemen bersinergi sehingga program moderasi beragama terintegasi pada semua jenjang pendidkan.
Kolaborasi Institusi
Secara regulasi, lanjut Imam, terhadap guru PAI, Kemenag saat ini hanya bisa melakukan pembinaan, tidak bisa melakukan pengangkatan. Sesuai aturan, Guru PAI yang berhak mengangkat tidak hanya Kementerian Agama tapi juga pemerintah daerah.
“Di Jateng ada 29 ribuan guru agama Islam. Jumlah yang kita angkat itu hanya 1387 orang dari 29 ribu sekian. Justru yang lebih banyak itu guru agama Islam yang honorer, yang diangkat oleh kepala sekolah,” sambung Imam.
Dalam konteks moderasi beragama membutuhkan koordinasi dan kolaborasi semua pihak. Karena itu pihaknya siap untuk mewujudkan sinergi dengan Wahid Foundation. Semua program Kemenag saat ini sudah mengarah pada moderasi beragama. Harapan Wahid Foundation sama dengan harapan Kemenag.
“Semua program Kemenag juga sudah sejalan dengan sekolah damai, yakni mengarah pada moderasi beragama. Kemenag akan mengawal bersama-sama, bagaimana memahamkan moderasi beragama sama halnya dengan sekolah damai melalui wawasan kebangsaan dan melakukan pencegahan radikalisme,” pungkas Imam.
Kasi Penma, Siti Mutmainah juga menyampaikan terkait madrasah yang fokus pada kurikulum moderasi beragama sehingga terintegrasi pada seluruh mata pelajaran. Rekomendasi dari audiensi ini salah satunya kebutuhan menyusun protokol penanganan radikalisme di sekolah. (Reporter:Cep)