Membaca Foto, Terbitlah Solidaritas

Anastasya Aprilia, salah satu pengunjung pada festival media AJI
Anastasya Aprilia, salah satu pengunjung pada festival media AJI

[Surabaya –elsaonline.com] Sebanyak 42 foto solidaritas dan penderitaan aktivitas “Erupsi Gunung Kelud’ turut serta dipamerkan dalam ‘Festival Media 2014’ Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia yang berlangsung di Jatim Expo (JX) International Jalan Ahmad Yani No 99 Surabaya, Jumat-Sabtu (16-17/5) kemarin. Rekam jejak fotografi bencana tersebut ternyata mampu membuka mata pengunjung. Pasalnya, karya foto jurnalistik ini tidak hanya memiliki bahasa visual, tetapi juga dihasilkan dari menekan tombol dengan penuh perhitungan.

Ya, berkat kegigihan dan kerja keras jurnalis serta fotografer tersebut tampaknya masyarakat jadi tergugah empatinya dan antusias ingin membantu meringankan penderitaan si korban. Tentu saja, semua itu tak lepas dari siapa manusia dibelakang jendela bidikannya. Mereka adalah orang-orang yang harus selalu berada digaris depan. Bahkan sigap menangkap setiap momentum dan kemudian memindahkannya ke dalam bingkai informasi gambar-gambar yang diambil di daerah bencana. “Kami salut dan bangga. Bencana Gunung Kelud ini sudah terdokumentasikan dengan baik meski sang fotografer saat membidiknya dalam situasi yang membahayakan jiwanya,” tutur salah satu pengunjung, Anastasya Aprilia (21), seusai mengamati jajaran foto ‘Erupsi Gunung Kelud’, Sabtu (17/5) sore.

Kendati demikian, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) semester enam berpesan agar selalu lebih hati-hati dalam melakukan peliputan. Menurut Tasya, dalam bekerja lebih diutamakan keselamatan pada saat pengambilan momen-momen yang penting tersebut. “Kita boleh cinta dengan profesi, tapi keselamatan jauh lebih utama dan penting,” ungkap gadis berambut panjang ini.

Selain itu, pihaknya mengungkapkan bahwa apa yang disajikan para fotografer dalam pameran ini dapat memberikan manfaat, terkait dahsyatnya erupsi gunung kelud. Sehingga, kata dia, seluruh hasil jepretan dapat menjadi dokumen penting. “Terutama bagi generasi muda agar dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap peristiwa bencana alam Gunung Kelud,” bebernya.

Baca Juga  Demokrasi dan Kebebasan Beragama dalam Masyarakat Plural

Adapun foto-foto tersebut merupakan karya-karya dari fotografer Imam Mubarak, Rudi Mulya, Choirurozaq dan Destyan Sujarwoko yang tergabung dalam AJI Kediri. Sementara pameran foto tersebut rencananya akan dipamerkan di Surabaya, Kediri dan Blitar.  [elsa-ol/Munif-@MunifBams]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...
Artikel sebelumnya
Artikel berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini