Muslim Berpengaruh dan Studi Suzanne Keller

Oleh: Tedi Kholiludin

Empat tokoh di Indonesia masuk dalam 50 besar dari 500 Muslim paling berpengaruh (most influential muslim) di dunia tahun 2017. Mereka adalah Presiden Joko Widodo, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqiel Siradj, Habib Luthfi bin Yahya dan Din Syamsuddin. The Royal Islamic Strategic Studies Centre, (RISSC) Yordania, sebuah lembaga non-pemerintah yang didirikan pada 2007.

Presiden Joko Widodo berada di urutan ke 13 sebagai muslim berpengaruh di dunia. sementara Said Aqiel di posisi 20, Habib Luthfi (45) dan Din Syamsuddin (41). Urutan pertama hingga ketiga masing-masing ditempati oleh Profesor Dr Sheikh Ahmad Muhammad Al-Tayyeb (Grand Sheikh Universitas Al-Azhar), Raja Abdullah II ibn Al-Hussein (Yordania) dan Raja Salman bin Abdul-Aziz Al-Saud (Saudi Arabia).

Selain nama-nama diatas, kalangan politisi atau pemimpin negara yang masuk 50 besar lainnya antara lain Abdel Fattah Al-Sisi (Mesir), Recep Tayyip Erdogan (Turki), Muhammadu Buhairi (Nigeria), King Mohammed VI (Maroko) dan lainnya. Dari kelompok ulama, ada nama Syekh Ali Gomah (Mesir), Seyyed Hossein Nasr, Fethullah Gulen dan sejumlah nama kondang lainnya.

RISSC tidak hanya melihat pengaruh yang ditimbulkan dalam pengertian positif, tetapi juga dampak yang negatif bahkan cenderung destruktif. Pimpinan Islamic State, Abu Bakar al-Baghdadi juga masuk dalam 500 muslim yang berpengaruh. Ayman al-Dhawahiri (al-Qaeda) dan Abu Bakar Shekau (Boko Haram, Nigeria) juga masuk disana.

Selain kepala negara, intelektual, dan juga pimpinan kelompok garis keras, RISSC juga melihat pengaruh dari artis, olahragawan, businessman, jurnalis, sastrawan dan juga penceramah. Dari Indonesia, nama-nama seperti KH. Mustofa Bisri, KH. Hussein Muhammad, Sri Mulyani, Haidar Bagir, Abdullah Gymnastiar, Prof Tutty Alawiyah, Prof. Quraisy Shihab masuk dalam 500 muslim paling berpengaruh dari pelbagai kategori tersebut.

Baca Juga  Kartini dan Problem Perempuan Desa

Jika berkaca pada latar belakang mereka yang ada di 50 besar, maka ada dua kategori utama kelompok yang berpengaruh; pemimpin politik (presiden, raja dan lain-lain), serta kalangan agamawan atau ulama, juga masuk didalamnya pimpinan organisasi keagamaan. Tidak memerlukan penjelasan yang rumit mengapa mereka masuk sebagai kelompok yang berpengaruh.

Dalam sebuah lapisan masyarakat, selalu ada elemen-elemen yang memberikan dampak langsung. Ia bisa berarti individu atau kelompok. Studi Suzanne Keller (1984) menunjukkan bahwa dalam sebuah struktur sosial, mereka yang memiliki pengaruh disebut sebagai elit.

Kajiannya dimaksudkan untuk mencermati sebuah lapisan dimana massa meninggikannya dan kemudian ia memiliki pengaruh. Dalam masyarakat yang teratur, situasi tersebut bisa dianggap sebagai sebuah karakter yang melekat padanya. Elit sendiri terang Keller adalah minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.

Dalam pengertian sosialnya, kelompok ini memiliki tanggungjawab untuk merealisasikan tujuan sosial yang utama untuk kelanjutan tatanan sosial. Ada dua perspektif pokok dalam melihat kaum elit ini, moral dan fungsional. Perspektif moral berarti mereka dilihat dari sudut keutamaan pribadinya, sementara fungsional menandakan perannya dalam masyarakat.

Idealnya, muslim yang dianggap berpengaruh tidak hanya karena jabatan (politik) tertentu saja. Mereka adalah orang yang memiliki integritas moral, dan menerjemahkan dengan baik peran serta fungsinya di masyarakat.

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini