Oleh: Zuly Qodir
Perubahan dunia merupakan suatu yang tidak bisa ditolak kehadirannya. Perubahan merupakan kodrat Tuhan akan alam semesta, karena itu yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana memberikan respon atas perubahan yang terus bergerak mengepung kehidupan umat beragama. Menghindar dari perubahan sama artinya dengan membunuh diri secara perlahan-lahan. Perubahan dengan demikian bisa diletakkan dalam dua perspektif; sebagai pendorong umat beragama untuk bertindak kreatif, sekaligus menempatkan diri manusia pada posisi terjepit tatkala tidak bisa memberikan respon yang memadai atas perubahan yang tengah terjadi.
Perubahan dunia tampak semakin jelas tatkala era komunikasi informasi membanjiri kehidupan umat beragama. Dengan teknologi informasi nyaris tidak ada masalah yang terjadi di muka bumi tidak diketahui. Semuanya dengan mudah dapat diketahui oleh semua penghuni planet bumi. Perbuatan yang beradab sampai yang tidak beradab dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja, nyaris tanpa sensor. Sensor hanya ada pada diri kita sendiri, bukan pada orang lain. Kepekaan akan banjirnya informasi menjadi salah satu cara yang paling penting untuk menapaki hidup di era digital seperti sekarang.
Hal itu artinya juga berdampak pada pola kehidupan umat beragama secara keseluruhan. Sarana komunikasi memberikan kemudahan yang benar-benar nyata pada para penganut agama. Sekaligus memberikan tantangan serius umat beragama, sebab banyak hal yang sebelumnya tidak kita ketahui dengan adanya arus teknologi informasi dengan gampang diketahui oleh seluruh penduduk bumi. Hal ini juga berakibat pada adanya hal yang harus dihadirkan secara modern, bahkan pasca modern, sekalipun penduduk bumi kita sebagian masih dalam pola hidup pra modern, bahkan masa agraris, padahal sekarang telah masuh era industrial.