Kudus – elsaonline.com, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kudus bersama Komunitas Sedulur Sikep di Kecamatan Undaan menyelenggarakan kegiatan pembinaan kepada Penghayat Kepercayaan Masyarakat (PAKEM). Acara ini mengangkat tema “Membangun toleransi kerukunan umat beragama dan kepercayaan dalam mengenang jasa para pahlawan bangsa” dan dilaksanakan di Halaman Rumah sesepuh Sedulur Sikep Desa Larekrejo, Budi Santoso, Senin, 26 Desember 2022.
Hadir pula para narasumber yang terdiri dari perwakilan kajari Kudus, ketua DPRD dan perwakilan sedulur Sikep.
Bupati Kudus, Hartopo, dalam sambutannya berterima kasih kepada sedulur sikep Kudus selama ini yang telah berperan aktif secara langsung atas Komitmennya dalam hal merawat kebhinnekaan di kabupaten Kudus. Menjadikan Kudus adem, ayem dan tentrem.
“Mari kita saling bersinergi, berkolaborasi dan bertoleransi, karena pada dasarnya kita adalah sebagai promotor toleransi,” harapannya.
Narasumber pertama, Mas’an, ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kudus, berpesan agar semua elemen masyarakat melanjutkan jasa para pahlawan, meskipun dengan cara yang berbeda. Kalau dahulu dengan cara mengusir penjajah, sekarang tidak harus mengangkat senjata, tetapi dengan cara merawat perbedaan yang ada demi terwujudnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurutnya, perlunya peran aktif dari masyarakat dalam merawat toleransi, kedamaian dan kenyamanan antarumat beragama, karena pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya berfokus pada fisik saja, melainkan pembangunan mental juga sangat diperlukan.
Dalam hal tempat untuk melakukan aktifitas ibadah dan lain-lain, Mas’an yang juga asli warga Undaan ini, pada tahun sebelumnya pernah menjanjikan agar dibangun sebuah gedung serbaguna bagi warga penghayat di desa Karangrowo, namun sampai saat ini belum terlaksana.
Sebelumnya Mas’an juga bertanya kepada warga yang hadir atas belum dibangunnya gedung tersebut. Menurut salah satu warga yang hadir, tanahnya sudah ada, tetapi hak status tanah belum dibalik nama.
“Itu saya mohon untuk difasilitasi (stakeholder terkait-red), kalau ada tanah desa dibangun gedung serbaguna, kegiatannya untuk sedulur sikep, sebenarnya tidak apa-apa. Nanti anggarannya dari APBD. Makanya, bilamana urusan tanah sudah beres, insyaallah anggaran akan kami bantu dan kami berikan,” tutup pria yang terpilih sebagai anggota sekaligus ketua DPRD dalam periode kedua ini.
Narasumber selanjutnya, Bagus Ahmad Farobi, perwakilan dari Kejaksaan Negeri Kudus. Selama ini kejaksaan bertugas melakukan fungsi pengawasan dan pencegahan apabila adanya gangguan keamanan di bidang keagamaan, maupun kepercayaan, maka dari itu peran serta masyarakat dapat membantu pemerintah dalam hal membangun kerukunan umat beragama maupun umat kepercayaan.
“Kami mengucapkan terima kasih, di penghujung tahun 2022, Kudus khususnya, dalam situasi kondisi yang aman dan nyaman. Buktinya apa ? kemarin saudara kita yang merayakan perayaan natal, secara langsung maupun tidak langsung sudah ada praktik membantu saudara kita,” tuturnya.
Budi Santoso, narasumber terakhhir dari perwakilan sedulur Sikep menuturkan sejarah kehidupan Eyang Suro Sentiko yang dianutnya. Selama ini, menurut Budi, adanya pembelokan biografi Eyang Suro Sentiko yang akhirnya banyak yang tidak suka Eyang dan para pengikutnya. Maka dalam kesempatan ini meluruskan sejarah itu.
Salah satu yang dilakukan Eyang Suro dan pengikutnya dalam melawan penjajah adalah tidak mau ikut membangun jalan dan tidak membayar pajak. Hingga akhirnya, Eyang diasingkan di Sawahlunto.
Atas hal ini, Budi berpendapat, sekaligus menawarkan pendapatnnya tersebut di hadapan narasumber lainnya, bagaimana kalau Eyang ini dianugerahi gelar pahlawan atas jasa-jasanya tersebut.
Bupati Kudus saat itu yang masih ikut menyimak dan hadir di tempat hingga akhir acara, menanggapi hal itu.
“Sebenarnya kewenangan penganugerahan gelar pahlawan itu dari pemerintah pusat, selumnya kita musyawarahkan terlebih dahulu dengan berbagai stakeholder, kalau memang laiak, ya akan kita ajukan,” jelas Hartopo.
Pantauan reporter elsaonline.com di lapangan, acara yang diadakan di depan halaman rumah Budi Santoso itu dihadiri kurang lebih dua ratus peserta yang terdiri dari warga sikep, warga sekitar dan berbagai organisasi kemasyarakatan. (Ridhallah Alaik)