Semarang Nihil Terorisme

Ilustrasi
Ilustrasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

[Semarang – elsaonline.com] Penggrebekan terorisme di berbagai wilayah di penjuru Indonesia oleh Datasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri jarang dan bahkan tidak pernah terjadi di kota Semarang. Selama tiga tahun terakhir, Kota Semarang relatif aman dari penggrebekan orang-orang yang dianggap makar pada negara itu.

Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Semarang, Mustaqpirin mengihwalkan hal tersebut. Menurutnya, kejahatan terorisme dalam pantaunnya selama ini jarang terjadi di Kota Semarang.

“Dari laporan kami, terorisme di kota Semarang tidak ada. Selama tiga tiga tahun terakhir ini tidak ada kasus terorisme atau makar,” kata Mustaqpirin.

Meski begitu, ketiadaan orang yang berpaham makar itu bukan lantas benih terorisme itu tidak muncul. Maka, kata mustaqpirin, butuh pengawasan yang lebih serta pencegahan agar tindak makar tidak terjadi.

Terpisah, Direktur Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang, Tedi Kholiludin menyangsikan Kota Semarang nihil terorisme. Dia mencontohkan bagaimana penangkapan terduga teroris di Mangkang dan adanya bom pralon di Banyumanik menjadi bukti kuat bahwa ada teroris yang masih berkeliaran.

Menurut Tedi, ada beberapa alasan yang mingin bisa menjadi argumen pembenar bahwa Semarang nihil terorisme. Alasan-alasan itu antara lain lantaran Semarang sebagai kota metropolitan sehingga tidak memberikan ruang yang nyaman bagi berkembangnya terorisme. Kedua, adanya kebijakan pemerintah dan militer yang tidak berpihak pada radikalisme.

“Semarang memang tidak nyaman untuk ladang berkembang. Tapi, lalu lintas jaringan para teroris mesti ada dan itu juga sangat membahayakan. Untuk itu, perlu juga harus diwaspadai,” ujar Tedi, Minggu (5/1).

Dikatakannya, perkembangan paham radikalisme di kota-kota besar semarang juga tidak bisa dipandang remeh. Perlu juga hal tersebut diwaspadai untuk mencegah tindak terorisme terjadi di kota Semarang. [elsa-10/nazar]

Baca Juga  Konversi dan Transformasi Modernitas
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini