[Pati-elsaonline.com] Yayasan Lembaga Studi Sosial dan Agama (ELSA) melakukan kunjungan sekaligus silaturahmi di wilayah Kabupaten Pati guna memperkuat kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Mereka menyambangi Pendeta Herin Kahadi Jayanto dari Gereja Injil di Tanah Jawa (GITJ) Kudus yang juga salah satu pengajar di Sekolah Tinggi Agama Kristen Wiyata Wacana (STAKWW), Pati.
Selasa (22/10/2024), rombongan yang dipimpin oleh Tedi Kholiludin beserta dua volunteer; Adri Gunawan dan Dimas Hani Kusuma berdialog banyak hal bersama Pendeta Herin. Obrolan ringan tersebut dihelat di salah satu ruangan di STAKWW. Kampus ini merupakan kawah candradimuka yang disediakan bagi para calon pendeta dan Guru Pendidikan Agama Kristen di Kabupaten Pati, sebuah wilayah di sekitaran Lereng Gunung Muria. Selain untuk menyambung keakraban, kunjungan siang hari itu juga untuk memperkuat tali persaudaraan dan serta membangun saling pemahaman antarumat beragama melalui perbincangan hangat di kampus yang didirikan pada tahun 1965 tersebut.
“Kami sangat senang dapat berkunjung ke STAK Wiyata Wacana Pati dan bertemu dengan rekan-rekan dari civitas akademik STAK Wiyata Wacana Pati. Kunjungan ini penting untuk membangun hubungan yang harmonis antar umat beragama,” kata Tedi.
Pendeta Herin Kahadi Jayanto juga menyambut hangat kehadiran tim ELSA. “Seru sekali perjumpaan dan silaturahmi ini. Dengan adanya kunjungan ini, kami dapat lebih memahami upaya-upaya yang dilakukan YPK ELSA dalam menciptakan kerukunan antarumat beragama di masyarakat,” ujarnya.
Selain sesi dialog, tim ELSA berkeliling menelusuri fasilitas dan lingkungan Kampus STAK Wiyata Wacana Pati. Mereka mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung berbagai kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Salah satu kegiatan yang menarik adalah kunjungan ke perpustakaan kampus, di mana tim ELSA berkesempatan untuk melihat berbagai koleksi buku yang ada. Koleksi perpustakaan STAK Wiyata Wacana Pati mencakup beragam literatur teologi, filsafat, dan buku referensi lintas agama, yang turut menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memperdalam wawasan dan pemahaman mereka terhadap berbagai displin keilmuan.
Salah satu sukarelawan ELSA, Dimas Hani Kusuma menyampaikan antusiasmenya. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi kami. Bisa berdialog langsung dengan tokoh agama dan akademisi membantu kami memahami pentingnya toleransi dan kerjasama dalam membangun hubungan masyarakat yang harmonis,” ujar pria asal Banyuwangi tersebut. (Adri Gunawan)