Heri Darwanto, Kepala Desa Karangrowo menyampaikan hal tersebut ketika ditemui elsaonline beberapa waktu lalu. Menurutnya, warga Sedulur Sikep tinggal di Dusun Kaliyoso, tidak terlalu banyak bicara namun justru banyak bekerja. “Kemarin ada jembatan yang rusak. Mereka berinisiatif membetulkannya, tanpa ada instruksi dari pemerintah desa. Jadi gotong royongnya luar biasa,” kata Heri.
Tak hanya dalam membangun fasilitas publik seperti jalan atau jembatan, namun saat pembangunan masjid pun mereka turut berpartisipasi. “Jadi, mereka memang cukup tinggi tingkat partisipasinya,” imbuh pria kelahiran 27 Juli 1974 tersebut.
Meski begitu, Heri mengingatkan agar warga Sedulur Sikep juga bisa mengikuti perkembangan zaman. Ia berharap agar orang tua yang memiliki anak usia sekolah, turut menyekolahkan anaknya di sekolah formal. “Dulu kan, mereka tidak sekolah itu karena melawan penjajah. Sekarang pemerintahannya kan bangsa sendiri. Jadi, sudah semestinya mereka juga bersekolah, setidaknya untuk pendidikan dasarnya,” Heri berpesan.
Selain warga Sedulur Sikep dan umat Islam yang merupakan mayoritas di Karangrowo juga ada umat Kristen jemaat Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ). Jumlahnya kurang lebih dari 150 orang. “Saya sering mengajak para kyai untuk datang ke rumah pendeta GITJ saat perayaan Natal. Begitu juga sebaliknya. Saya belajar dari para kepala desa sebelumnya tentang bagaimana mengelola perbedaan agama dan keyakinan,” imbuh pria yang baru 1,5 tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Karangrowo. [elsa-ol/TKh-@tedikholiludin/001]