Sekurang-kurangnya ada 30 tokoh memberikan testimoni dalam perayaan ini. Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI, dalam testimoninya menyampaikan bahwa ulang tahun Gus Mus patut disyukuri dan harus terus didoakan supaya panjang umur. Bagi Lukman, Gus Mus adalah orang yang sangat penting bagi bangsa ini, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU). Lukman menceritakan, bahwa pada bulan Februari 1997 ada lima ulama NU yang berkunjung ke kerajaan Saudi Arabia untuk membahas NU. Lima ulama itu KH. M.A. Sahal Mahfudh, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Fahmi Saifudin, KH. Abdullah Syarwani, dan KH. Musthofa Bisri (Gus Mus).
Gus Mus diikutsertakan dalam kunjungan yang berlangsung selama dua minggu itu karena kemampuan bahasa Arab Gus Mus yang sangat fasih. Selain itu menurut Lukman, Gus Mus adalah satu dari beberapa ulama NU yang menerima ijazah sanad dari Syaikh Yasin al-Fadani, ulama besar asal Padang yang tinggal di Makkah. Dalam tradisi NU sanad sangat penting karena untuk mengetahui outentisitas keilmuan yang bersambung langsung hingga Rasulullah Saw.
“Jadi, kita beruntung masih bisa bertemu Gus Mus. Kita bisa salaman (berjabat tangan). Gus Mus salah satu ulama yg menerima ijazah hadis dengan sanad nyambung dari rasul. Hadis nabi menyatakan, man ra’ani dakhalal jannah (Barang siapa melihatku maka masuk sorga). Para ulama adalah pewaris nabi. Jadi, dengan melihat dan salaman dengan Gus Mus dapat nyambung ke Rasul, dakhalal jannah (masuk sorga),” paparnya.
Sementara Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memberi kesaksian bahwa Gus Mus telah berjasa banyak dalam membangun bangsa Indonesia, karya-karya seninya telah menjadi inspirasi bagi bangsa ini. “Saya sangat suka Gus Mus, beliau tokoh budaya yang penuh inspirasi. Karya-karyanya berbicara banyak, menyuarakan pesan bijak,” katanya. [elsa-ol/KA-@khoirulanwar_88]