Aktivis Lintas Iman Hadiri Penahbisan Rony

[Semarang – elsaonline.com] Minggu, (5/8) Rony Chandra Kristanto aktivis pemuda lintas iman Semarang, resmi ditahbiskan menjadi pendeta di Gereja Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Semarang. Pengajar di Sekolah Tinggi Teologia (STT) Abdiel Ungaran itu sebelumnya merupakan Rohaniwan di Gereja Isa Al Masih (GIA) Pringgading, Semarang. Sebagai aktifis pemuda lintas iman, dalam kesempatan pentahbisanya pun ia menginginkan kehadiran teman-teman aktifis lintas iman Semarang dalam proses sakral itu.

“Mungkin bapak-bapak dan ibu-ibu semua baru kali ini melihat pentahbisan pendeta dihadiri oleh perempuan-perempuan berjilbab dan juga orang-orang Muslim. Saya sengaja mengundang beberapa teman lintas iman saya. Karena selama ini saya beraktifitas dalam bidang dialog perdamaian lintas iman di Semarang,” terang Rony selesai pentahbisan.

Rony Chandra Kristanto saat ditahbiskan menjadi pendeta

Hadir dalam acara itu Abraham Silo Wilar, Direktur Asosiasi Teolog Indonesia (ATI) yang menekuni studi Islam. Hadir pula Direktur Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang, Tedi Kholiludin. Acara itu juga dihadiri jurnalis Lembaga Pers kampus LPM Justisia, Khoirul Anwar dan beberapa redakturnya. Tahbisan Rony juga diikuti oleh beberapa aktifis dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Walisongo Semarang,antara lain Bayu Ren Warin dan Abdul Rouf.

Sebelum dilaksanakan ritual pentahbisan, acara dimulai dengan penyampaian khotbah yang disampaikan oleh Pdt. Edy dari Salatiga. Pdt. Edy menyampaikan betapa pentingnya menghayati dan harus pintar mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Tuhan. Kadang kita terlena dengan kenikmatan-kenikmatan duniah sehingga lupa akan karunia Tuhan. “Kadang kita itu terlena dengan kenikmatan dunia yang Tuhan berikan kepada kita. Kalau kita menyadari sejak sehat maka kita akan menjadi manusia yang penuh dengan rasa syukur,” ujar Pdt. Edy.

Baca Juga  Parareligion; Kala Agama Menghantui Sekularisme
Pengurus eLSA hadir dalam penahbisan Rony Chandra

Kalau kita tahu kalau sebenarnya apa yang Tuhan berikan kepada kita pasti kita tidak akan menyia-nyiakan kehidupan ini. “Coba kalau kita menghayati kehidupan ini ternyata kita hidupa sangat mahal harganya. Untuk bernafas saja, satu hari kira-kira satu orang manusia menghabiskan uang 180 Milyar. Kita akan sadar tentang hal ini jika kita sudah masuk ICU. Di ruang ICU di rumah sakit kita hanya untuk menghirup oksigen per liter harus menghabiskan sekitar 30 ribu. Sedangkan manusia bernafas dalam satu harinya menghabiskan ratusan liter. Maka dalam satu harinya kita menghabiskan sekitar 180 milyar, itu hanya untuk bernafas saja,” ujar Pdt. Edy. Ini kadang yang kita semua lupa akan nikmat-nikmat yang Tuhan berikan. Selesai khotbah, ritual pentahbisan pun dilaksanakan. Upacara pentahbisan pun berjalan dengan sukses dan penuh khidmat. (Ceprudin/elsa-ol)

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

1 KOMENTAR

  1. Shalom
    Saya seorang kristen, saya pernah mendengarkan kotbah pendeta Eddy “blessing” saat di JKI di Semarang, kotbahnya sangat memberkati banyak orang, saya mohon dapat berikan kontak hp atau email dari Pdt Eddy ” blessing” dari Salatiga, kami ingin undang untuk sebagai motivator acara retreat di gereja.
    Terimakasih.
    Tuhan Memberkati.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini