Mennonite, sebagaimana Quaker dan Brethren, tidak hanya mengekspresikan visi cinta, keadilan, dan perdamaian lewat tulisan dan ucapan tetapi juga melalui tindakan nyata dalam bentuk peaceful and nonviolent movements (“gerakan perdamaian dan tanpa kekerasan”).
Mohammed Abu-Nimer, Professor studi konflik dan perdamaian di American University, Washington, D.C. dan penulis buku Nonviolence and Peacebuilding in Islam (2003)
They (Mennonites) provide a model for me of how an isolated, conservative religious tradition can evolve a peacemaking philosophy and practice that is not only adequate but is a powerful paradigm for the world.
Marc Gopin adalah sarjana dan rabbi Yahudi Amerika terkemuka serta penulis buku Holy War, Holy Peace (Oxford, 2002) dan Between Eden and Armageddon: The Future of World Religions, Violence, and Peacemaking (2000)
Buku ini bukanlah buku sejarah tentang Mennonite Amerika. Pula, bukan karya akademik-ilmiah yang membahas aspek-aspek teologi, belief, practice, tradisi dan kebudayaan Mennonite Amerika. Buku ini sebatas catatan pribadi yang berisi penggalan kisah-kisah penulis selama kurang lebih dua tahun tinggal bersama komunitas Kristen Mennonite Amerika di Harrisonburg, Negara Bagian Virginia. Selain itu, buku ini sekaligus sebagai refleksi penulis sebagai seorang Muslim Indonesia selama bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan komunitas agama yang memiliki sejarah yang sangat dramatis dan memilukan ini. Mennonite adalah sebuah komunitas Kristen “illiberal” dalam pemahaman keagamaan dan wawasan teologinya tetapi mempunyai visi dan spirit kemanusiaan, forgiveness, rekonsiliasi, toleransi dan perdamaian yang sangat kuat melintas batas etnis, bangsa dan agama. Sangat unik dan inspiring. Di tengah tuduhan sebagian publik Muslim tentang Kristen dan Amerika yang membenci dan memusuhi Islam, pengalaman penulis tinggal bersama Mennonite justru menunjukkan sebaliknya.