Di Klenteng Tertua ini, Kami Berdoa Agar Dagangan Laris Manis

IMG_4101_2[Semarang – elsaonline.com] Hok Lay, 69 tahun, warga kompleks pecinan Kota Semarang terlihat kerap berdoa di Klenteng Siu Hok Bio Semarang. Di klenteng tertua di Kota Semarang itu, Ia beserta para jemaat lain bersembahyang, meminta kelancaran rizki kepada sang Dewa Bumi.

Klenteng Siu Hok Bio adalah kelenteng tertua di Kota Semarang didirikan tahun 1753. Tempat itu merupakan tempat ibadah Tri Darma, di Jalan Wotgandul Timur No 38 Semarang, berada dalam Kompleks Pecinan.

“Di Klenteng ini banyak orang berdoa minta kelarisan dagang rezeki. Kami berdoa kepada Dewa Rezeki atau Dewa Bumi. Di sini rumah dewa,” ujar Hok Lay saat disambangi di Klenteng, beberapa hari lalu.

Klenteng tersebut sudah terbuka semenjak pagi hari 05.00 WIB ditutup pukul 21.00 WIB. Saat dibuka, ada satu-dua jemaat yang mampir untuk bersembahyang. Kondisi Klenteng ramai dikunjungi, menurut penjaga, ketika waktu malam hari pukul 19.00 WIB hingga puul 20.30 WIB.

Hok Lay beserta para jemaat lain meyakini tahun 2014 akan memberikan rezeki yang mewah. “Tahun ini tahun kuda kayu melambangkan rezekinya melimpah ruah,” sambungnya.

Tempat ibadah itu masih memiliki banyak keotentikan. Meski sudah termakan usia, semua hal yang berkaitan dengan bangunan Klenteng masih terjaga dengan utuh. Hanya ada beberapa bagian yang diganti karena memang sudah termakan usia.

“Semua masih asli, belum diganti kayu-kayunya. Cuma talang (atap)nya saja yang diganti, biar tidak bocor,” timpal Mulyono, petugas Klenteng Siu Hok Bio, kemarin.

Sembari melipat kertas Sembahyang atau Cua Kim, Mulyono bercerita bahwa jemaat di Klentengnya sangat ramai dan berasal dari berbagai kota. Ada dari Jakarta, Pekalongan, Temanggung dan Kota Semarang.

Baca Juga  Sedulur Sikep, Pewaris Tradisi Nenek Moyang (1)

“Ya banyak kota, Temanggung yang saya tahu paling banyak,” cetus Mulyono.

Seperti Klenteng pada umumnya, Klenteng ini didominasi warna merah. Karena wilayah pecinan yang padat serta dikelilingi dua bangunan yang cukup besar disebelahnya membuat Klenteng ini tak begitu mencolok.

Dewa utama di Klenteng ini adalah Hok Tek Tjeng Sien, yang merupakan dewa utama dalam ajaran Taoisme. Dalam sejarahnya, daerah di sekitar Klenteng diyakini sebagai kawasan yang makmur.

Di awal perkembangannya, Klenteng dikelilingi oleh sembilan rumah, dan disebut sebagai wilayah Tjap Kauw King. Sehingga, Klenteng Siu Hok Bio, juga kerapkali dikenal sebagai Klenteng Tjap Kauw King. [elsa-ol/Nurdin-@NazarNurdin2]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini