Di Negara Miskin, Keyakinan Berkaitan dengan Moralitas

PG-belief-in-god-03-13-2014-01[Semarang –elsaonline.com] Demikianlah kesimpulan dari hasil survey Pew Research Center di 40 negara. Di sebagian besar negara yang di survey, percaya pada Tuhan menjadi syarat agar seseorang dikatakan sebagai bermoral. Pandangan ini berlaku di negara-negara miskin, tidak dengan di negara yang relatif lebih sejahtera.

Di 22 dari 40 negara yang disurvey, mayoritas masyarakat mengatakan bahwa perlu untuk yakin kepada Tuhan untuk menjadi seorang yang punya nilai dan bermoral. Mereka yang mengatakan demikian ada di negara-negara Afrika dan Timur Tengah.Penduduk di negara Afrika seperti Ghana, Nigeria, dan Uganda, lebih dari 90 persen rakyatnya percaya bahwa keyakinan terhadap Yang Maha Kuasa menuntun seseorang jadi lebih bermoral.

Begitu juga di Timur Tengah, kecuali Israel.  Di Mesir, Yordania, Turki, Palestina, Tunisia dan Lebanon mereka bersuara sama dengan negara-negara di Afrika. Hanya Israel saja yang hampir 60 persen penduduknya tidak terlalu melihat korelasi antara aspek keyakinan dan moralitas.

PG-belief-in-god-03-13-2014-02Suara yang agak berimbang datang dari wilayah Asia Pasifik. Indonesia, Pakistan, Filipina, Malaysia, India, negara yang mayoritas penduduknya melihat ada hubungan signifikan signifikan antara moralitas dengan keyakinan terhadap Tuhan. Sementara Australia, Jepang dan China sebaliknya.

Seperti halnya Asia Pasifik di Amerika Latin juga ada perbedaan. El-Salvador, Brazil, Bolivia dan Venezuela mengaitkan iman dan moralitas. Sementara Argentina, seperti halnya Chili pendapat sebagian besar warganya tidak menunjukkan hal tersebut.

Hasil menarik juga ditemukan oleh Pew Research yang mentautkan soal moalitas, iman dan kesejahteraan warga negara. Saat mensurvey 40.080 masyarakat di 40 negara antara 2011 dan 2013 mereka menemukan bahwa di negara-negara kaya mayoritas masyarakatnya tidak melihat iman sebagai sesuatu yang menentukan bermoral tidaknya seseorang. Hal berkebalikan ditunjukan warga di negara-negara miskin. Pengecualian ada di dua negara, Amerika dan Cina. Amerika yang masuk kategori kaya, justru mayoritas masyarakatnya masih melihat iman dan moralitas sebagai suatu yang berkaitan. Sementara di Cina, negara dengan Gross Domestic Product (GDP) hanya kurang lebih 10.000 dollar, justru tidak melihat adanya relasi antara percaya Tuhan dengan moralitas. [elsa-ol/TKh-@tedikholiludin]

Baca Juga  Kisah Perjodohan Penganut Agama Adam
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Militansi di Level Mikro dan Tausiah Politik yang tak Berdampak

Oleh: Tedi Kholiludin Ada dua catatan yang menarik untuk dicermati...

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini