eLSA Report on Religious Freedom XLIV

bulettin edisi 44Pembaca yang budiman, kini hadir kembali buletin bulanan eRORF dengan sedikit fokus yang berbeda. Selama empat edisi, buletin ini masih fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan administrasi penganut Sedulur Sikep dan Penganut Sapta Darma.

Kali ini, fokus mulai bergeser kearah inklusi sosial dan penyadaran pada level pemerintah. Inklusi sosial secara sempit yakni dilingkungan masyarakat penting untuk diciptakan. Terutama pada desa yang pernah atau rawan terjadi eksklusi sosial karena agama atau kepercayaan.

Inklusi secara lebih luas pun tak kalah pentingnya. Inklusi secara luas maksudnya mencakup masyarakat sekitar juga pemerintah sebagai masyarakat, bukan sebagai pemangku kebijakan. Ketika inklusi sosial sudah terjalin antara penganut Kepercayaan dengan masyarakat sekitar, keharmonisan pun akan tercipta.

Demikian juga dengan penyadaran pada pejabat publik. Tahapan inklusi juga harus dilalui sebelum advokasi pada level kebijakan. Justru paling utama bukan soal kebijakan dari pemerintah, namun pemahaman yang inklusif pejabat pemerintah terhadap penganut kepercayaan. Semoga bisa tercipta! Download Disini

Baca Juga  eLSA Report on Religious Freedom XLVII
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Di Balik Ketenangan Jalsah Salanah di Krucil Banjarnegara

Oleh: Tedi Kholiludin Letak Dusun Krucil, Desa Winong, Kecamatan Bawang...

“Everyday Religious Freedom:” Cara Baru Melihat Kebebasan Beragama

Oleh: Tedi Kholiludin Salah satu gagasan kebebasan beragama yang...

Penanggulangan HIV dan Krisis Senyap di Garda Depan

Oleh: Abdus Salam Staf Monitoring Penanggulangan HIV/AIDS di Yayasan ELSA...

Fragmen Kebangsaan dari yang Ter(Di)pinggirkan

Oleh: Tedi Kholiludin Percakapan mengenai kebangsaan dan negara modern, sering...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini