
Salah satu potensi konflik yang muncul di akar rumput dilatarbelakangi oleh pola dakwah yang provokatif, menyinggung dan menyalahkan ajaran umat lain. Potret inilah yang terekam dalam kasus di Dukuh Banon, Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal. Jum’at 23 Nopember 2012, warga yang merasa kesal dengan materi dakwah yang disampaikan Muttaqin beramai-ramai memukulinya. Tak hanya Muttaqien yang dipukuli, rekannya Khoirun juga terkena amuk masa. Muttaqien dan Khoirun adalah anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Kendal.
Muttaqien dianggap melakukan penghinaan terhadap amaliyah warga setempat dalam khutbah Jumat yang disampaikannya pada hari itu. Dengan niat menjelaskan keutamaan tauhid dan menjauhi segala praktek syirik dan klenik, Muttaqien justru bertabrakan dengan perilaku masyarakat yang selama ini sudah berkembang lama. Rupanya, tidak satu kali ini saja Muttaqien melakukan hal tersebut. Bisa dibilang kejadian tanggal 23/11 itu merupakan akumulasi dari kekecewaan warga terhadap khutbah yang disampaikan oleh Muttaqien.
Laporan ini akan mendeskripsikan kronologi kejadian tersebut, selain tentu saja melihat akar masalah yang melilitnya. Selain itu, akan digambarkan bagaimana negara berperan menghadapi konflik ini dan upaya apa yang dilakukan dalam menyelesaikan kasus ini. Download Paper