Kenangan yang Terbakar di Pasar Johar

Pasar Johar di tahun 1920. Bangunan indah karya Ir. Tomas Karsten. [Foto: kitlv.nl]
Pasar Johar di tahun 1920. Bangunan indah karya Ir. Tomas Karsten. [Foto: kitlv.nl]
Oleh: Abdus Salam

Sabtu, 9 Mei 2015. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 20.30 WIB, tampaknya menjadi hari yang menyedihkan. Dan juga, mengharukan bagi para pedagang pasar Johar Semarang. Bagaimana tidak, pasar tertua di Tengah Kota Jawa, bahkan pernah dinobatkan sebagai pasar terbesar se-Asia Tenggara itu habis luluh lantak dilahap si “Jago Merah”. Ratusan bahkan ribuan toko dan lapak para pedagang hangus tak tersisa. Mirisnya, hanya meninggalkan abu-abu bekas kobaran api.

Suasana tenang seketika menjadi ramai tak terkendali ketika salah seorang saksi mata melihat kobaran api dari salah satu toko di lantai dua. Tidak lama langsung, api merembet dan menyambar barang-barang disampingnya yang mudah terbakar. Teriakan dari para pedagang saat kejadian berada di lokasi pun menambah suasana semakin menyekam.

Para orang yang melihat kobaran api langsung sigap mencoba memadamkan api. Namun, kobaran api justru semakin membesar dan barang-barang yang mudah terbakar, ditambah hembusan angin yang kencang membuat para pedagang kewalahan memadamkannya. Sang juru semprot (Pemadam kebaran-Red) yang tak kunjung datang membuat api semakin meluas dan kobaran semakin besar.

Kebakaran Pasar Johar tersebut secepat kilat langsung menyebar melalui media sosial. Para pedagang yang sedang berada di rumah dan mendengar kabar bergegas menuju pasar untuk menyelamatkan barang dagangannya. Namun tidak banyak dagangan yang bisa diselamatkan. Ya, karena api yang meluluhlantahkan Pasar Johar benar-benar membuat pedagang menangis histeris. Api yang sulit dipadamkan itu bahkan hingga Minggu (10/5) malam, api belum benar-benar padam. Api yang benar-benar ‘marah’ membuat barang-barang banyak yang tak tersisa. Terlebih, barang yang terletak dilantai dua.

Dalam situasi yang genting seperti itu, ada pula orang yang memanfaatkan situasi. Meski sudah dijaga aparat kepolisian, masih saja ada yang nekad menjarah barang-barang yang berada di pasar. Di media-media disebutkan, ada salah satu penjarah yang ketangkap warga disekitar lokasi. Penjarah tersebut langsung dikeroyok massa. Meski sudah diamankan pihak berwajib, ia masih terus dihajar orang-orang di TKP lantaran geram dengan tingkah lakunya yang memanfaatkan situasi. Meskipun saya yakin, masih banyak penjarah lain yang tidak ketahuan. Mungkin saja, penjarah yang ketangkap tersebut sedang apes.

Baca Juga  Kartini dan Problem Perempuan Desa

Pasar Johar yang didesain oleh Thomas Karsten, menjadi pusat perbelanjaan bagi warga Semarang dan sekitarnya. Maklum, semua barang bisa ditemukan di pasar karya orang Belanda ini. Mulai dari barang berkelas hingga KW. Meskipun terkenal dengan barang KW-nya, Pasar Johar tetap menjadi sasaran pembeli.

Dulu, sewaktu masih bertugas liputan, saya merasa terkagum-kagum dengan bangunan Pasar Johar dan pedagangya. Ini terlihat arsitek yang begitu indah dan jarang ditemui pada bangunan-bangunan pasar lainnya. Semua lantai dan ruang (lapak) penuh dengan pedagang, seolah tidak ada celah untuk pejalan kaki. Bagaimana tidak, ruas jalan selebar sekitar satu meter yang seharusnya buat lalu-lalang pembeli, telah dipenuhi lapak-lapak pedagang. Hanya tersisa buat satu pejalan kaki. Itu pun harus berpepet-pepetan jika bersisipan. Suasana seperti inilah yang membuat pedagang dan pembeli tidak ada sekat.

Kendati demikian, jika membeli barang di Pasar Johar, kita harus pintar-pintar memilih dan menawar harga jika tak mau rugi dan salah pilih. Maka disinilah kepintaran tawar menawar diuji dengan sebenarnya. Selama blusukan, saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa, meski sejak kecil saya sering bermain di pasar bahkan bisa dikata pasar merupakan tempat kehidupan saya. akan tapi di Pasar Johar tampaknya sangat berbeda. Selain letaknya yang berada di kota dan menjadi central para pedagang di Kota Semarang, Pasar Johar benar-benar mempunyai nilai sejarah yang luar biasa dan bangunannya merupakan cagar budaya yang harus di lestarikan.

Sekilas Pasar Johar
Bangunan Pasar Johar terdiri dari empat blok bangunan yang disatukan oleh gang selebar 8.00 meter. Orientasi bangunan kearah timur. Pasar yang dibangun tahun 1937 ini hanya ada pada bagian tepi, sedangkan bagian tengah berupa void. Adapun sisi melintang bangunan terdiri dari enam buah trafe dan sisi membujur memiliki empat buah trafe. Pondasinya juga terbuat dari batu dengan struktur dari beton bertulang, yang menggunakan sistem cendawan pada kolom-kolom.

Baca Juga  Komunitas Ahlul Bait diajak Menemukan Kekuatan di Kelompoknya

Pada kolomnya, ia memiliki modul 6.00 meter dengan penampang berupa persegi delapan. Kolom seperti ini dinamakan kontruksi jamur (mushroom). Atapnya, berupa atap datar terbuat dari beton. Pada bagian tertentu dari atap, diadakan peninggian sebagai lubang udara. Bangunan ini memenuhi tapak yang tersedia sehingga tidak terdapat halaman ataupun ruang terbuka. Hal ini sesuai dengan prinsip Thomas Karsten yaitu efisien ruang.

Melihat di sebelah utara terdapat Pasar Yaik Permai yang dibangun belakangan. Di sebelah timur terdapat SCJ (Shoping Center Johar) yang selesai tahun 1994 dan sebelah selatan ada Kali Semarang. Memang, tahun 1933 dibuatlah usulan rancangan pertama oleh Ir. Thomas Karsten, yang bentuk dasarnya menyerupai Pasar Jatingaleh dengan ukuran lebih besar. Pada tahap ini terdapat susunan atap datar beton dengan bagian tertinggi berada di pusat. Bagian kulit dibuat bertingkat, mengingat harga tanah yang sudah tinggi dikawasan tersebut.

Namun demikian, rancangan tersebut kemudian diubah pada tiga tahun berikutnya dengan tujuan untuk mengadakan efisiensi. Karena belum memenuhi keinginan, maka rencangan ini pun diubah kembali dengan gagasan konstruksi cendawa kembali dimunculkan. Alhasil, rencana yang terakhir inilah yang jadi dibangun.

Tak hanya itu, pada tahun 1960-an pernah pula diadakan perubahan berupa penempelan dinding tambahan di sekeliling pasar. Hal ini menyebabkan tampilan arsitektur tidak serasi serta sistem penghawaan kurang lancar walau tambahan ini sekarang sudah dibongkar.

Sedangkan untuk penamaan ‘Johar’ muncul ketika dibagian timur alun-alun dipagari oleh deretan pohon Johar pada tahun 1860. Namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang, setelah melalui proses pengkajian, akhirnya diadakanlah perluasan dengan menebang pohon Johar dan membangun los baru.

Tahun 1931, gedung penjara tua yang terletak didekat pasar Johar dibongkar sehubungan dengan rencana pemerintah kota untuk mendirikan Pasar Central modern. Pasar Central lantas didirikan dengan tujuan mempersatukan fungsi lima pasar, yaitu Pasar Johar, Pasar Pedamaran, Pasar Beteng, Pasar Jurnatan dan Pasar Pekojan. Adapun tapak pasar yang akan direncanakan dengan melihat tapak Pasar Pedamaran, Pasar Johar, ditambah tapak rumah penjara serta beberapa toko yang sebagian di halaman Kanjengan dan sekitar alun-alun.

Baca Juga  Kaum Perempuan dalam Tradisi Kristen dan Islam

Tentang Spekulasi-spekulasi itu
Terbakarnya Pasar Johar Semarang tentu memunculkan banyak spekulasi. Ada yang menduga ini adalah kesengajaan karena ada pihak-pihak yang mencari keuntungan. Banyak suara dari masyarakat bahwa Pasar Johar sempat akan direnovasi, namun masih mengalami kendala. Yang umum disampaikan kepada publik, kebakaran itu disebabkan oleh konseleting listrik pada salah satu toko yang ada di lantai dua. Nah, untuk kepastian benar tidaknya, masih dalam penanganan petugas forensik.

Di tengah penasaran ikhwal penyebab kejadian kebakaran, muncul isu-isu mistis yang membuat geger media sosial. Dalam kebakaran Pasar Johar tersebut, dinilai adanya penampakan seekor Naga Api yang menjaga kawasan tersebut. Naga Api itu muncul disaat api tengah membumbung tinggi. Dalam suatu foto yang tersebar, Naga Api terlihat kalau bagian kepalanya menghadap lurus ke arah depan Mall Matahari atau Shopping Center Johar.

Ada juga yang mengaitkan Pasar Johar dengan kemarahan si Naga Api yang jarang diberi sesaji. Percaya atau tidak, tentang munculnya Naga Api ini tergantung pribadi kita masing-masing. Karena bagi para indigo dan paranormal, hal tersebut masuk akal dan diyakininya. Namun bagi orang awam akan diyakini mustahil. Meskipun pada dasarnya semua di dunia ini ada penghuninya, baik di dunia nyata maupun gaib. Percaya atau tidak dengan Naga Api, terserah tanggapan pribadi masing-masing. #savejohar

Akhirnya, semoga para pedagang Pasar Johar yang terkena dampak kebakaran bisa tabah dan dapat segera mendapatkan tempat yang layak buat jualan lagi, pembenahan pasar Johar juga segera dilakukan karena pasar adalah roda ekonomi kita semua. Amin.

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...
Artikel sebelumnya
Artikel berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini