[Semarang, elsaonline.com]-
Koordinator aksi, Sumirat, menjelaskan bahwa aksi damai ini selain bertujuan sebagai bentuk rasa prihatin atas kejadian bom Sarinah Jakarta, juga untuk mengajak semua mahasiswa supaya peduli terhadap sesama dan mencegah terorisme.
“Harapan untuk mahasiswa sendiri, yang pertama kepedulian. Meskipun kejadiannya di Jakarta, tapi kita ini Indonesia, kita harus tetap peduli kepada sesama, itu yang paling utama, yang ingin kami tumbuhkan. Dan kami menunjukkan bahwa mahasiswa Buddhis juga memiliki karya, bisa memberikan sesuatu meskipun kecil,” terangnya.
Aktivis mahasiswi Buddhis itu menambahkan, aksi teror sangat tidak dibenarkan dalam agama Buddha, bahkan semua agama. Karenanya, dengan aksi itu ia berharap ke depan tidak akan terjadi lagi teror dalam bentuk apapun.
“Pasti semua agama mengecam lah peristiwa ini (terorisme, red). Karena kita juga tahu bahwa pembunuhan bukanlah peristiwa yang benar. Dan Buddhis sendiri selalu mengajarkan cinta kasih kepada semua makhluk. Jangankan manusia, bahkan binatang pun kita tidak layak membunuhnya, apalagi manusia. Jadi kita sangat menyayangkan kejadian teror itu,” lanjutnya.
Ketua Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia Jawa Tengah, Anton Baskoro, dalam aksi damai yang berlangsung selama 2 jam itu memaparkan, agama Islam tidak mengajarkan kekerasan. Jika teroris menggunakan ajaran Islam sebagai dalih tindakannya, dapat dipastikan tidak benar.
“Islam tidak mengajarkan kekerasan, Islam itu cinta damai, dan terorisme bukan bagian dari Islam. Itu pandangan dari kita, pemuda Ahmadiyah. Tindakan teror yang mengatasnamakan agama tidak kami tolerir. Kami dari Ahmadiyah, menyebarkan pesan-pesan jihad kami melalui pesan damai. Jadi jihad tidak selalu dengan kekerasan, tetapi jihad kami adalah jihad damai,” tegasnya.
Aktivis muda Kristen asal Kota Semarang, Setyawan Budi, menambahkan, dalam keyakinannya, kekerasan dalam bentuk dan atasnama apapun tidak dapat dibenarkan. “Kristus mengajarkan: ‘Kasihilah musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu,” katanya.
Kendati demikian, menurut pemuda yang akrab disapa Wawan itu, teror yang terjadi di Jl MH Thamrin Jakarta kemarin harus dijadikan pelajaran bagi masyarakat supaya selalu waspada terhadap terorisme.
Selain itu, katanya, masyarakat juga harus mengambil hikmah atas peristiwa teror yang sudah terjadi, yakni bersatu padu untuk melawan terorisme. “Melalui peristiwa teror di Jakarta beberapa hari yang lalu, semoga saja justru semakin mempererat rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Satu anak bangsa terluka, seluruh bangsa berduka,” pungkasnya.
Hadir dalam aksi itu, Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) Cabang Semarang, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Semarang, Komunitas Pemuda Semarang, Komunitas Penjual Handphone Jadul Semarang, Pemuda Kristen Semarang, dan organisasi pemuda Ahmadiyah Jawa Tengah (Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia Jawa Tengah). [elsa-ol/KA-@khoirulanwar_88]