MPLS SMAN 11 Semarang, Kenalkan Teknologi dan Sekolah Damai

Semarang elsaonline.com Perkembangan teknologi 4.0 membuka peluang untuk setiap individu untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat. Didukung keterbukaan informasi, dapat membantu manusia untuk mempelajari berbagai hal melalui internet. Kemajuan teknologi harus diimbangi dengan kemampuan mengelola interaksi sosial sejak di sekolah.
Septi Kurniawati, pengajar SMA 11 Semarang memaparkan delapan perkembangan dunia di masa depan berupa, human machine communication, connection global village, smart robot, internet of things, 3D Printer, diverless car, big data, dan virtual education dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) daring SMAN 11 Semarang, Senin (13/07/2021).

Kemapuan yang dapat menunjang teknologi di masa depan dengan mempelajari sains dan solusi. Kedua ilmu tersebut mampu membawa peradaban manusia tidak stagnan, namun memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dengan teknologi rekayasa.

“Misalnya, mempermudah penjual untuk bertemu dengan pembeli di area tertentu. Sehingga kegiatan ekonomi akan berjalan dan mampu mensejahterakan masyarakat,” tuturnya.

Pada gelaran MPLS daring kali ini, siswa SMAN 11 Semarang juga diberi wawasan tentang pentingnya menjaga toleransi. Pihak sekolah menggandeng Wahid Foundation untuk mengenalkan sekolah damai.
Capacity Building Officer Wahid Foundation Mauliya Risalaturrohmah memaparkan sekolah damai untuk membangun toleransi antar siswa.

“Tidak diperbolehkan melakukan tindakan intoleran terhadap siswa, baik oleh sesama siswa maupun tenaga pengajar. Perilaku tersebut berdampak pada penurunan mental siswa yang berada dalam masa pertumbuhan dan pencarian jati diri,” tuturnya.

Mauliya, sapaan akrabnya, mengajak siswa dan tenaga pengajar tidak melakukan tindakan anti toleran dilingkungan sekolah.

“Tidak melakukan diskriminasi berbasis suku, ras dan agama oleh institusi dan memberikan ruang dialog ketimbang memberikan melakukan judging terhadap perbedaan. Kebiasan demikian mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan siswa di sekolah,” ungkapnya.

Baca Juga  Tak Kunjung Menemukan Keadilan, Gereja di Jepara Masih Belum Bisa Difungsikan

MPLS daring kali ini tidak sekadar memberikan kebutuhan masa depan siswa berupa pengenalan teknologi. Pihak SMAN 11 Semarang, mengajak siswa berperan aktif untuk menerapkan toleransi sesama siswa dan tenaga pengajar.

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini