Pemimpin Harus Mampu Tampilkan Karakter Indonesia

[Semarang –elsaonline.com] Indonesia, bangsa yang beragam suku dan budaya. Indonesia memiliki bahasa, adat, suku yang berbeda-beda, juga memiliki keberagaman budaya yang khas dibanding negara lainnya. Pempin Indonesia diharapkan mampu menampilkan karakter Indonesia di kancah Internasional.

Hal demikian diungkapkan tokoh Ahmadiah, Zafrullah Ahmad Pontoh saat berbicara di Semarang, belum lama ini. Selain mengharap karakter pemimpin, Indonesia juga diharapkan mampu mencetak generasi yang terus bersikap toleran dan pluralis.

“Kultur budaya bangsa Indonesia tercermin dari keragaman yang dimiliki bangsa ini. Keragaman suku, budaya, bangsa, agama, kepercayaan ini sulit untuk ditemukan pada bangsa lain. Mungkin bangsa lain memiliki keragaman agama dan budaya seperti Indonesia tentunya, namun keragaman bahasa dan suku bangsa serta asimilasi diantara suku bangsa sebagaimana yang terjadi di Indonesia, tak ditemukan bangsa lain,” kata Zafrullah.

Selanjutnya, pempin yang menunjukkan karakter itu harus juga dilandasi dengan sikap kepemimpinan yang menjunjung kebebasan hak-hak warga negaranya.

“Seperti contoh Rasulullah ketika memimpin Yastrib (Madinah). Beliau menyingkirkan suatu kelompok di Madinah bukan karena pemahaman atau keyakinan suatu agama, tapi karena kelempok tersebut sudah membuat keonaran dan kerusuhan yang mengancam kenyaman Madinah,”, jelas anggota Jamaat Ahmadiyah Semarang.

Dia menekankan akan pentingnya pemahaman bagi calon pemimpin bangsa untuk memenuhi hak-hak minoritas demi keamanan dan kenyamanan. Seorang pemimpin harus berbuat adil pada setiap golongan maupun kelompok. Pemimpin harus mencerminkan tauladan yang baik bagi masyarakat, bukan memerintah atau menyuruh.

Seorang pemimpin, katanya, harus memilih pendamping yang selalu mengingatkan apa itu fungsi daripada seorang pemimpin, yakni sebagai contoh bagi warganya.

“Saya juga menegaskan bahwa, imam-imam ahmadiyah memiliki kecintaan yang tinggi pada negeri ini, di mana para imam juga menyerukan  kepada umatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sejak masa penjajahan hingga saat ini,” pungkasnya. [elsa-ol/Cahyono-@cahyononanantato/Nurdin-@NazarNurdin2]

Baca Juga  Carlim: Semoga Putusan Hakim Hentikan Diskriminasi
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Bukan Penumpukan, Tapi Kecukupan: Refleksi Natal 2025

Oleh: Tedi Kholiludin Pada setiap kebahagiaan yang kita nikmati, selain...

Di Balik Ketenangan Jalsah Salanah di Krucil Banjarnegara

Oleh: Tedi Kholiludin Letak Dusun Krucil, Desa Winong, Kecamatan Bawang...

“Everyday Religious Freedom:” Cara Baru Melihat Kebebasan Beragama

Oleh: Tedi Kholiludin Salah satu gagasan kebebasan beragama yang...

Penanggulangan HIV dan Krisis Senyap di Garda Depan

Oleh: Abdus Salam Staf Monitoring Penanggulangan HIV/AIDS di Yayasan ELSA...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini