Oleh: Tedi Kholiludin
Untuk kali pertama, saya masuk ke kawasan Camp PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru Riau (8-9/2/2023). Pemerintah baru saja mengambilalih pengelolaan hulu migas yang 24% dari total produksi minyak di Indonesia pada 9 Agustus 2021. Sebelumnya pengelolaan dilakukan oleh Caltex dilanjut Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Camp yang ada di Rumbai berfungsi sebagai kantor manajemen PHR. Lapangan minyaknya sendiri ada di Minas (25 kilometer dari Rumbai), dikenal sebagai yang terbesar se Asia Tenggara. Dari Minas (juga Duri), minyak mentah kemudian dikelola di Dumai. Jadi tidak ada sumur minyak atau pengelolaan di Rumbai.
Seluruh karyawan PHR tinggal di dalam Camp Rumbai. Akses masuk dijaga ketat oleh, setidaknya, 1, 2, 3, 4 mungkin 6 hingga 7 orang di pos masuk dan keluar dengan sistem “one way.” Petugas keamanan betul-betul mencermati setiap wajah yang ada di kendaraan untuk memastikan identitas mereka yang masuk ke camp.
***
Saya mencermati pemukiman yang dihuni sekitar kurang lebih 800 kepala keluarga tersebut. Selain tempat tinggal untuk karyawan, fasilitas publik lain juga tersedia; layanan kesehatan, pendidikan, rumah ibadah (Masjid dan Gereja), sarana olahraga, bank, dan lain sebagainya. Selain itu tersedia juga pasar yang menjual aneka kebutuhan pokok. Intinya, kebutuhan keseharian sudah bisa tercukupi di dalam camp Rumbai ini.
Di hunian yang asri dan sesekali dilewati binatang hutan, pemandangan yang agak sedikit menyita perhatian saya adalah pengaturan rumah para karyawan PHR. Tata letak rumah (serta fasilitas lain didalam camp), merupakan warisan dari Caltex, Perusahaan Amerika.
Dengan luas yang begitu sangat, memungkinkan Caltex ketika itu mengatur jarak lumayan jauh dari satu rumah ke rumah lainnya. Saya mengambil sample jarak dua rumah. Yang paling dekat, mungkin sekitar 200an meter. Bisa saja keliru, karena mungkin ada yang lebih dekat tapi saya tak sempat menemukannya. Tetapi, singkatnya, sejauh yang terlihat, satu rumah dan rumah lain lumayan berjarak.
Saya tak sempat bertanya pada banyak karyawan apakah mereka merasa nyaman dengan tata letak tersebut, karena pastinya, enak atau tidak, mereka harus beradaptasi dengan keadaan yang merupakan fasilitas dari perusahaan. Namun, saya sempat bercakap-cakap dengan dua orang karyawan, yang pada intinya, seperti yang sudah saya perkirakan, mereka berdamai dengan fasilitas tersebut.
Dengan rumah yang agak berjarak tersebut, terang seorang karyawan, privasi mereka agak sedikit terjaga dan tidak tidak terlampau khawatir jika suara di rumahnya mengganggu tetangga. Rumah bisa menjadi tempat bertukar cerita sekaligus penyembuh kepenatan setelah seharian bekerja keras memenuhi target.
Apakah mereka tidak butuh tetangga, jika satu waktu menghadapi kondisi darurat?
Situasi kegawatdaruratan sudah menjadi tanggungjawab perusahaan. Pemadam kebakaran, layanan kesehatan dan lain sebagainya, sudah tersedia didalam camp. Kala ada keperluan, mereka tinggal mendatangi fasilitas-fasilitas tersebut. Perjumpaan dengan sesama keluarga penghuni terjadi pada situasi-situasi formal (yang terkait pekerjaan) atau mendekati formal (ibadah, halal bihalal dan sejenisnya).
Soliditas sebagai kelompok sosial, dijahit melalui ikatan-ikatan formal. Hingga masa pensiun, inilah yang menjadi lem perekat. Solidaritasnya bersifat mekanis, kata Emile Durkheim. Distribusi pekerjaan dilakukan sesuai kompetensinya. Mekanisme ini membuat mereka yang ada dalam lingkaran ini mendapatkan fasilitas dan pelayanan dari pihak punya kapabilitas, dengan konsekuensi mengeluarkan sejumlah rupiah (meski ditanggung perusahaan) sebagai kompensasi atas pekerjaan yang didistribusikan kepada orang lain.
Pola ini sudah berlaku berlaku di banyak tempat, terutama pemilik rumah wilayah perkotaan. Pekerjaan untuk memberikan rasa aman, dulu dijalankan oleh warga secara mandiri melalui siskamling (sistem keamanan lingkungan). Kini, pekerjaan tersebut didistribusikan kepada satuan pengamanan (satpam) yang fasilitasnya berasal dari warga tiap bulan. Masyarakat sendiri sudah tidak lagi bekerja melakukan pengamanan di perumahannya, karena tanggungjawab tersebut sudah dialihkan kepada satuan pengamanan.