Sapta Darma Brebes Rencanakan Tiga Jenis Usaha

Sumardi (tengah) saat memaparkan keinginannya membuat usaha. Foto: Ceprudin
Sumardi (tengah) saat memaparkan keinginannya membuat usaha. Foto: Ceprudin

[Brebes –elsaonline.com] – Penganut Sapta Darma Kabupaten Brebes berencana akan merintis tiga jenis usaha baru. Tiga jenis usaha itu merupakan hasil kesepakatan dari Fokus Grup Diskusi (FGD) yang digelar pada 29-30 Agustus 2015 lalu. Mereka bersepakat akan membangun usaha dengan merintis sejak mulai dari nol.

“Hasil rembugan kami, ada tiga jenis usaha yang bisa dikembangkan. Ada yang ingin mendirikan kelompok kecil simpan pinjam, ada yang ingin mendirikan toko sembako, ada juga yang ingin membuat budi daya ternak,” kata tuntunan Sapta Darma Brebes Sumardi usai acara, Minggu (30/8/15) kemarin.

Dari tiga jenis usaha itu, kata Sumardi, akan dikerucutkan menjadi satu usaha. “Syukur-syukur kalau ketiga usaha itu bisa dijadikan satu usaha. Maksudnya satu manajemen. Jadi semua digabungkan. Jenis usaha kami akan diberi nama “Usaha Darma”. Jadi ada kaitanya dengan Sapta Darma,” paparnya.

Butuh Modal

Pada diskusi itu, penganut Sapta Darma merasa kesulitan dan hambatan mengenai modal usaha. Mereka mempunyai prinsip kalau untuk modal usaha, mereka enggan meminjam dari lembaga keuangan. Karena itu, mereka berharap ada bantuan yang bisa dijadikan modal usaha.

“Hambatannya memang paling besar dari sisi modal. Kami berharap ada bantuan modal yang bebas bunga, syukur-syukur ada bantuan dari pemerintah. Namun untuk sementara kami akan iuran terlebih dahulu, semampunya kami, nanti akan kumpulkan, meskipun sedikit lumayan untuk modal sementara,” sambung ketua Yayasan Sapta Darma Brebes, Carlim.

Berdasarkan survei jenis usaha penganut Sapta Darma, ada tiga orang yang saat ini juga melakukan usaha kecil-kecilan. Diantaranya ada yang mempunyai usaha kerupuk namun saat ini mengalami penyusutan.

Selanjutnya ada yang menjadi usaha koperasi tahu dan tempe. Namun saat ini mengalami gulu tikar karena kalah bersaing dengan toko-toko lainnya. Kemudian ada pula yang mempunyai usaha ikan. Tapi tidak berkembang dan masih selalu mengalami pasang surut, rugi dan untung. [elsa-ol/@Ceprudin-Cecep/003]

Baca Juga  Di Semarang, Diskursus Kebudayaan Tidak Berkembang
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini