Ahmadiyah Jateng Rayakan Maulid Nabi Muhammad

Mubaligh Ahmadiyah Jawa Tengah III, Mln. Encep Jamaludin, memberikan ceramah dalam acara peringatan hari Maulid Nabi Muhammad Saw di Masjid Nusrat Jahan Jl. Erlangga Raya No 7A Semarang, Kamis (24/12/15). [Foto: KA]
Mubaligh Ahmadiyah Jawa Tengah III, Mln. Encep Jamaludin, memberikan ceramah dalam acara peringatan hari Maulid Nabi Muhammad Saw di Masjid Nusrat Jahan Jl. Erlangga Raya No 7A Semarang, Kamis (24/12/15). [Foto: KA]
[Semarang-elsaonline.com] Kita semua harus meneladani sirah (perjalan, red) Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad adalah pembawa syari’at terakhir. Tidak akan ada syari’at baru setelahnya, karena syari’at Nabi Muhammad adalah yang terakhir.
Pernyataan itu ditegaskan oleh Mubaligh Ahmadiyah Jawa Tengah III, Maulana Encep Jamaludin, saat memberikan ceramah dalam acara peringatan hari Maulid Nabi Muhammad Saw dengan tema ‘Suri Tauladan Nabi Muhammad Saw Berkaitan Dengan Pengorbanan’ di Masjid Nusrat Jahan Jl. Erlangga Raya No 7A Semarang, Kamis (24/12/15).
Dalam acara yang diselenggarakan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Kota Semarang ini, Maulana Encep mengajak kepada semua jemaat Ahmadiyah supaya peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw dijadikan momentum untuk meneladaninya dalam menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia yang berjalan penuh dengan hambatan dan pengorbanan.
“Nabi menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia penuh dengan pengorbanan. Tidak hanya beliau, tapi penerusnya juga demikian, para sahabat, dan pengikut-pengikutnya. Demikian juga dengan saudara-saudara kita Ahmadiyah, menyebarkan Islam penuh dengan pengorbanan. Jadi kita harus rela untuk berkorban,” tandasnya.
Perjuangan membutuhkan pengorbanan besar, termasuk di dalamnya pengorbanan materi. Karenanya, menurut Mubaligh asal Jawa Barat itu, Ahmadiyah membuat sistem perekonomian yang dikelola dengan cara baik untuk menunjang perjuangan penyebaran Islam di seluruh pelosok dunia.
“Melalui sistem ekonomi seperti candah, menjadikan dakwah Islam lebih bisa tersebar luas,” paparnya.
Di hadapan puluhan jemaat Ahmadiyah putra putri, Maulana Encep menuturkan, Ahmadiyah sudah memasuki tahun yang ke 124, meski para mubaligh sudah berhasil memperkenalkan Islam yang ramah dan membangun masjid di negara-negara Barat, tapi bukan berarti warga Ahmadiyah sudah selesai perjuangannya dalam menyebarkan Islam. Tapi, harus diupayakan untuk terus memperkenalkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, cinta kasih kepada semua.
“Nabi Muhammad diutus untuk semua penjuru dunia. Misi Ahmadiyah adalah misi tabligh, untuk menyampaikan pesan-pesan mulia rasulullah kepada umat manusia. Karena itu kita tidak hanya meninggalkan larangan-larangan rasul, tapi kita harus selalu mentaati apa yang selalu diperintahkan rasul,” jelasnya. [elsa-ol/@khoirulanwar_88]

Baca Juga  Memberi Suara ‘Agama Lokal’ di Jawa Tengah
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini