Be Comfortable With Differences

Singapore, elsaonline.comBe comfortable with differences. Demikianlah salah satu pesan Presiden Singapura MDM Halimah Yacob dalam sambutannya pada pembukaan ICCS (The International Conference on Cohesive Societies), 6 September 2022 di Raffles City Convention Center, Singapura.

Konferensi ini merupakan Konferensi kedua yang diadakah oleh Pemerintah Singapura bekerjasama dengan RSIS (S. Rajarathnam School of International Studies), setelah Konferensi yang pertama diadakan pada tahun 2019. Konferensi berlangsung selama 3 hari mulai 6 – 8 September 2022, Yayasan Pemberdayaan Komunitas ELSA berkesempatan menjadi salah satu peserta dalam konferensi ini.

ICCS pertama membahas tiga tema mendasar yaitu keyakinan, identitas dan kohesi sosial. Adapun ICCS kedua kali ini masih tetap pada tiga pilar tersebut namun dengan lensa yang berbeda yaitu perspektif pengalaman setelah pandemi. Telah disadari betapa pandemi adalah krisis kesehatan masyarakat dengan implikasi sosial yang tidak main-main. Kecemasan sosial meningkat, ketegangan meningkat dan memicu kebencian, fanatisme bahkan xenofobia.

Forum diawali dengan sesi pleno yang membahas satu tema besar yaitu bagaimana keyakinan dapat menjembatani perpecahan. Tema ini menelaah secara kritis penyebab muncul dan bertahannya polarisasi sosial akibat keyakinan dan/atau agama, juga ideologi. Dengan pemahaman yang memadai, diharapkan dapat menumbuhkan perdamaian dan kerukunan antar keyakinan, antar agama, dalam masyarakat yang begitu majemuk seperti sekarang ini.

Forum dilanjutkan ke dalam diskusi-diskusi terpisah dengan tema yang lebih spesifik yaitu “Agama, Resiensi dan Kohesi Sosial”, “Keanekaregaman dan Perjumpaan (Kebijakan Publik dan Ruang Bersama)”, “Keyakinan dan Responnya Terhadap Pandemi”, “Agama dan Keadilan Soal”, dan lain sebagainya.

Secara umum konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kohesi sosial sembari terus memikirkan faktor-faktor apa yang berkontribusi untuk memperkuat kohesi sosial tersebut. Konferensi diikuti oleh 800 peserta dari 40 negara. Forum didesain agar peserta dapat saling bertemu, mengenal dan saling belajar satu sama lain dengan nyaman atas perbedaan.

Baca Juga  Seringnya Romantis, Tak Realistis

Dengan mengusung tema “Confident Identities, connected communities”, ICCS menjadi jembatan untuk saling memahami dan menerima keragaman identitas dan terkoneksi dengan semangat membentuk kohesi sosial di level internasional. (Siti Rofiah)

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Nahdlatul Arabiyyah Semarang: Jejak Keturunan Arab yang Terlupakan (Bagian Pertama)

Oleh: Tedi Kholiludin Pertumbuhan organisasi keturunan Arab di Hindia Belanda...

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini