Kelly memaparkan, kasus Udin sudah 18 tahun berlalu dan perlu dikawal karena kepolisian sendiri tidak ada kepastian penyelidikan. Menurut dia, kondisi tersebut menunjukkan bahwa penegak hukum telah catat. Melihat situasi ini, Kelly menilai setidaknya menjadi pembelajaran masyarakat karena tidak tegasnya aparat penegak hukum. “Ya, kalaupun kasus Udin akan ditutup, semoga peristiwa yang dialami wartawan Udin menjadi yang terakhir. Jangan ada lagi,” harapnya.
Sementara Ketua AJI Yogyakarta, Hendrawan Setiawan, menjelaskan, acara ‘Bike to Remember’ dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kasus wartawan Udin. Hal ini, kata dia, sepeda memiliki filosofi bahwa naik sepeda itu selalu maju ke depan sehingga dapat terselesaikan. “Itu pesan utama kami kepada polisi. Secara simbolik juga sebagai dorongan agar segera dituntaskan,” terang pria berkaca mata ini.
Terpisah, Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigadir Jenderal (Pol) Oerip Soebagyo, menyatakan, penyidikan kasus pembunuhan wartawan harian Bernas, Fuad Muhammad Syafrudin, terus berjalan. Menurut dia, Polda DIY belum berniat menghentikan penyidikan kasus Udin. “Pembunuh Udin masih berupaya diungkap. Kami tetap lihat peluang hukumnya. Yang jelas, prosesnya belum selesai,” terang Urip, Kamis (14/8).
Meskipun demikian, dia tidak mau menjelaskan apakah ada hal baru dalam penanganan kasus itu. Dia juga enggan menjawab saat ditanya apakah Polda DIY masih meyakini Dwi Sumaji alias Iwik sebagai pembunuh Udin. [elsa-ol/Munif-@MunifBams]