“Saya malu ada percobaan perusakan rumah ibadah. Tolong hal yang seperti-seperti itu jangan sampai terulang lagi,” kata Ganjar di depan anggota Polisi Polres Purworejo, Kamis (10/9/2015) lalu.
Ia mengaku malu lantaran Purworejo adalah kampung halamannya sendiri. Ganjar sendiri sejak kecil tinggal hingga tumbuh besar di Kutoarjo, Purworejo yang tidak jauh dari Kecamatan Grabag. Rumah orang tuanya tak jauh dari Stasiun Besar Kutoarjo.
“Jaga wilayah, jangan sampai terulang,” pesannya, kepada para polisi.
Percobaan perusakan Gereja tersebut diketahui dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Orang tersebut dikabarkan berhasil membakar pintu pintu depan gereja, hingga ditangani oleh kepolisian Purworejo dan pihak majelis gereja.
Setidaknya dalam percobaan tersebut ada bau bensin di pintu yang terbakar. Selain itu, ditemukan sepucuk pesan bertuliskan surat provokasi atas insiden yang terjadi di Tolikara.
Pemerintah Jawa Tengah sendiri sebelumnya telah mendeklarasikan sebagai wilayah anti kekerasan umat beragama. Deklarasi dilakukan oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga pemerintah di kompleks Gubernur Jateng, Juli lalu. [elsa-ol/@nazaristik/003]