Budi menuturkan, pangkur yang berisi tentang pengertian dan ajaran-ajaran pokok agama Adam yang dianut Sedulur Sikep Kudus ini tercipta dari kenyataan kehidupan umat beragama warga Sedulur Sikep. “Banyak Sedulur Sikep yang pelan-pelan meninggalkan ajaran leluhurnya, padahal ajaran Sikep sangat baik dan mengajak ke jalan yang benar,” terangnya.
Meski demikian, Budi menambahkan, keselamatan yang dibawa agama tidak dimonopoli agama tertentu, tapi semua agama membawa keselamatan dengan jalannya masing-masing. “Agama tidak lepas dari wahyu Tuhan Yang Maha Kuasa untuk bertindak ke jalan yang benar. Kalau bisa menjalankan agama yang menurut masing-masing benar pasti selamat,” paparnya.
Konteks lain yang ikut serta mendorong terciptanya pangkur Agama Adam, kata Budi, berkaitan dengan kehidupan umat beragama secara umum. Baginya, setiap agama mengajak kepada kebaikan. Karenanya beragama apapun kalau dianut dengan sungguhan maka dapat membawa kehidupan sosial yang tertib dan menentramkan.
“Jika beragama, lakukanlah atau amalkanlah ajaran yang dianut, tak usah mengusik agama orang lain. Situasi yang memprihatinkan menyikapi tentang kerusakan dunia. Banyak orang beragama, tapi kehidupan kacau. Karena itu pangkur ini juga bertujuan sebagai kritik terhadap orang-orang yang beragama, tapi masih menciptakan kekacauan,” jelasnya.
Berikut pangkur berjudul “Agama Adam” karya tokoh Sedulur Sikep Kabupaten Kudus, Budi Santoso:
Agomo adam aranyo
Wahyune kang moho suci
Ayo podo den ginayuh
Amprih lestari widodo
Ngelmu iku lelakone kanti laku
Ayo podo den tindakno
Amprih rahayuneng diri
(Agama Adam namanya
Wahyunya Tuhan Yang Maha Suci
Mari kita jalankan
Supaya kita semua selamat
Ilmu itu harus diamalkan
[Makanya] mari kita jalankan
Supaya kita semua menjadi orang yang selamat). [elsa-ol/KA-@khoirulanwar_88]