Mati Itu Harus Kembali Keasalnya

Penganut Kepercayaan Sapta Darma, Darto (baju batik) menunjukkan lokasi makam  warga Sapta Darma di Dukuh Kalenpandan, Desa Pamulihan, Kecamatan Larangan,Kabupaten Brebes. Foto: Abdus Salam.
Penganut Kepercayaan Sapta Darma, Darto (baju batik) menunjukkan lokasi makam warga Sapta Darma di Dukuh Kalenpandan, Desa Pamulihan, Kecamatan Larangan,Kabupaten Brebes. Foto: Abdus Salam.
[Brebes-elsaonline.com] Bagi penganut kepercayaan Sapta Darma, memakamkan orang yang meninggal dunia itu sangat penting. Hal ini pula yang ditegaskan tokoh penganut kepercayaan Sapta Darma Kabupaten Brebes, Charlim, dalam perbincangannya disela-sela pengambilan gambar untuk pembuatan film dokumenter, Rabu (4/11/15).

Film dokumenter ini menarasikan tentang profil dan sejarah komunitas penghayat. Baik yang menggambarkan cara beribadah, ritual komunitas, tempat ibadah, dan hal-hal positif lainnya yang dimiliki komunitas penghayat.

Carlim menyebutkan bahwa pemakaman itu memang penting bagi penganut Sapta Darma. Menurutnya, orang meninggal apabila tidak dimakamkan atau dikubur akan menimbulkan bau yang tidak enak dan akan mengganggu lingkungan sekitar.

Disinggung mengenai ketegasan mengapa harus dikubur, mengapa tidak dibakar atau lainnya? Charlim menjelaskan, karena jasmani manusia itu berasal dari sari-sari makanan, sedangkan sari makanan itu diperoleh dari bumi. Inilah mengapa orang yang meninggal dunia harus dimakamkan, tidak dibakar.

“Jasmani itu sumbernya dari makan dan sari makanan itu berasal dari bumi. Maka dari itu kita harus kembali lagi ke bumi. Jadi, orang mati itu harus kembali keasalnya,” pungkas dia.[elsa-ol/@AbdusSalamPutra-Salam/003]

Baca Juga  Koperasi itu dari Anggota untuk Anggota
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini