Oleh: Ceprudin
Judul buku : Nirkekerasan dan Bina-Damai dalam Islam; Teori dan Praktek
Jumlah Halaman : 340
Penulis : Mohammed Abu Nimer
Penerbit : Alvabet dan Paramadina
Tahun Terbit : Oktober, 2010
Di berbagai wilayah yang paling bergejolak di belahan dunia sekarang ini yaitu upaya baru bina-damai (peace building). Upaya ini tengah tumbuh pesat di kawasan Eropa Timur, Amerika Latin, Afrika, Asia Timur, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Dengan banyaknya program seperti lokakarya dan pelatihan resolusi konflik proyek pengembangan masyarakat madani (civil society) serta program kewarganegaraan itu cukup menjadi bukti perkembangan meningkatnya program peace building.
Meskipun awalnya upaya peace building didominasi model-model Barat belakangan ini juga dikembangkan dalam konteks sosial dan budaya lokal. Upaya dan menerapkan peace building juga mengalami hambatan di negara Muslim Timur Tengah, Filifina dan Indonesia. Hambatan ini dikarenakan adanya prasangka yang terlanjur diterima masyarakat umum bahwa agama dan budaya Islam sudah dari awalnya bertentangan dengan prinsip-prinsip perdamaian.
Prasangka itu nampak jelas dalam kajian-kajian yang mencari kesesuaian antara Islam dan demokrasi, hak-hak asasi manusia. Stereotipe mengenai dunia Islam yang tidak toleran dan gemar berperang –yang beredar luas di media-media barat- juga banyak diyakini kebenarannya oleh para pembuat-kebijakan (legislatif) di Barat.
Ada berbagai alasan yang bisa menjelaskan buruknya citra Islam di mata Barat: reportase yang selektif (media cetak ataupun elektronik), kurangnya penelitian secara akademis tentang aktivitas dan tradisi yang positif dan berorientasi nirkekerasan (tanpa kekerasan) di masyarakat Muslim, warisan subordinasi kolonial negara-negara Muslim dibawah Barat, ketidak pedulikan terhadap perbedaan budaya, kegagalan kaum Muslim dalam menyampaikan agama mereka dan juga tak lepas dari konflik Arab-Israel.
Gambaran Edward Said tentang hal ini yang pertama kali disampaikan pada 1981, terasa masih valid sekarang ini: “masih ada konsensus tentang Islam sebagai sejenis kambing hitam untuk segala sesuatu yang kebetulan tidak kita sukai mengenai pola-pola politik, sosial, dan ekonomi”. Bagi kelompok kanan: Islam melambangkan barbarisme; bagi yang kiri, teokrasi abad pertengahan; bagi kelompok tengah, sejenis eksotisme yang penuh kebencian.
Joe Montville –dalam pengantar karya Abdul Aziz Schedina- menjadi terobosan penting dalam kajian-kajian tentang Islam dan pluralisme. Joe membahas secara akurat memotret persepsi tentang Islam di Barat: “di lingkungan ini , dimana pengetahuan tentang keyakinan dan nilai yang dianut lebih dari satu orang juta jiwa kaum Muslim sangat jauh dari memadai, citra Islam di Barat menjadi disimplikasi dan sering kali menakutkan”.
Kini, di awal abad ke-21 dengan kesempatan komunikasi yang sangat terbuka, kepadatan manusia dan derita hidup yang di dunia Arab-Islam berlangsung seiring dengan tumbuhnya kepedulian dan dan kesadaran baru para analisis profesional mengenai dunia Islam. Sayangnya alih-alih mengembangkan wawasan baru, kita malah terus mereproduksi karikatur tentang Islam kontemporer yang kejam dan gegabah.
Yang itu selalu sarat dengan imperative geopolitik: Barat, karena dari itu terus percaya pada citra mengenai kebudayaan Islam yang suka perang dan konfrontasi. Yang hal ini tentu saja berseberangan dengan pandangan Barat. Buku ini adalah salah satu bentuk upaya untuk mendiskusikan potensi dan praktik nirkekerasan dan peace building dalam konteks Arab-Islam. Buku ini memeriksa sejumlah kesalahpahaman dan kekeliruan mendasar yang tersebar luas dalam kajian-kajian keislaman mengenai pandangan Muslim tentang nirkekerasan dan perdamaian.
Bukan hanya dengan nukilan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits, tapi dengan memberikan contoh praktik dan nilai peace building di kalangan Muslim kontemporer. Penggunaan kitab suci dalam kajian ini sebagian besar ditujukan untuk mendukung asumsi bahwa Islam adalah agama dan tradisi hidup yang menjunjung tinggi peace building dan penyelesaian konflik nirkekerasan.
[…] Sumber: http://elsaonline.com/?p=531 […]