Survey Agama dan Pendidikan di Dunia: Muslim Eropa dan Muslim Amerika

Oleh: Tedi Kholiludin

Akhir 2016 kemarin, lembaga nir-laba, Pew Research Center, melansir temuannya tentang agama dan pendidikan di seluruh dunia. Komunitas Yahudi merupakan kelompok agama yang paling berpendidikan dibandingkan agama-agama besar lainnya. Hindu dan Muslim menjadi dua komunitas yang rendah tingkat pendidikannya.

Temuan ini didapatkan melalui survey terhadap mereka yang berusia 25 tahun dan atau lebih. Rendah tingginya pendidikan dinilai dari lamanya mereka menempuh pendidikan formal. Orang Yahudi rata-rata bersekolah 13,4 tahun di usia tersebut. Sementara orang Kristen, 9,3 tahun, tak beragama (8,8), Buddha (7,9), Muslim dan Hindu (5,6). Dari seratus, lebih dari 60 orang Yahudi adalah lulusan sarjana, hanya satu orang saja yang tidak bersekolah formal.

Tinggi atau lamanya menempuh jenjang pendidikan, ternyata berkorelasi dengan gap gendernya. Perempuan Yahudi memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam menempuh studi, terutama dari sisi waktunya. Semakin pendek mereka menempuh studi, maka gap gendernya juga tinggi, seperti di komunitas Hindu dan Islam.

Menariknya, ketika kelompok Islam dan Hindu menjadi minoritas di sebuah negara, mereka justru menjadi komunitas yang lama mengenyam pendidikan. Muslim di Selandia Baru (14,2), Amerika (13,6) dan Kanada (13,5) adalah contohnya. Justru ketika menjadi mayoritas seperti Indonesia (115,3 juta) misalnya, mereka hanya menempuh pendidikan selama 7,9 tahun.

Hal yang sama juga terjadi pada umat Hindu. Di India, dimana ada hampir 500 juta pemeluk Hindu, mereka hanya 5,5 tahun mengenyam pendidikan. Di Nepal lebih rendah lagi, hanya 3,9 tahun saja. angka ini jauh berbeda dengan umat Hindu di Amerika dan Mexico yang minoritas, dimana mereka bisa bersekolah lebih dari 15 tahun.

Baca Juga  Gerbang Watugong, Gerakan Konkrit Piagam Watugong

Kondisi minoritas muslim di Amerika ternyata berbeda dengan mereka yang ada di Eropa. Jerman (4.2), Spanyol (3.2) dan Bulgaria (3.1) tercatat sebagai tiga negara dengan gap yang cukup tinggi antara kelompok Muslim dan Non-Muslim. Termasuk juga Perancis (2.9). Ini artinya ada perbedaan “kualitas” antara kelompok muslim di Amerika dengan Eropa, meskipun komunitas ini sama-sama menjadi minoritas di wilayah masing-masing.

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

Tiga Tema Alkitab sebagai Basis Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam "Justice and Only Justice: A Palestinian...

Kekristenan Palestina dan Teologi Pembebasan: Berguru Pada Naim Stifan Ateek

Oleh: Tedi Kholiludin Ia adalah seorang Palestina dan bekerja sebagai...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini