Semarang, elsaonline.com – Jemaat Gereja, Klenteng, hingga Jemaat Ahmadiyah turut memberikan ucapan selamat hari santri nasional. Ucapan ini menandakan kokohnya tali persaudaraan antar umat beragama dan kepercayaan di Indonesia.
Antusias masyarakat terhadap peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober mendatang sangat tinggi. Demikian terlihat dari banyaknya kalangan yang memberikan dukungan dan ucapan selamat. Berbagai dukungan itu disampaikan melalui poster, spanduk, baliho, dari pusat hingga berbagai daerah.
”Kawan-kawan semua, menjelang peringatan hari santri, banyak gereja-gereja, klenteng, serta kelompok keagamaan lain turut mengucapkan hari santri. Ini adalah simbol kerukunan antar umat beragama,” tutur Koordinator Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Jateng, Setyawan Budi baru-baru ini.
Sebagai informasi, Pelita merupakan gabungan dari orang-orang yang peduli dengan persaudaraan lintas agama dan kepercayaan. Anggotanya, dari berbagai tokoh agama dan kepercayaan serta organisasi-organisasi non-pemerintah yang berkecimpung sebagai pegiat hak asasi.
Perjuangan Santri
Mengapa mengucapkan hari santri sebagai simbol kerukunan dan persaudaraan? Barangkali kita semua belum lupa bahwa negara ini merdeka tak lepas dari peran santri dan kiai. Santri dan kiai bukan saja sebagai tiang agama, melainkan pejuang sejati berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Banyak sejarah yang membeberkan perjuangan bedarah-darah para santri dan kiai demi kemerdekaan bangsa ini. Sejarah pula yang mencatat betapa gigihnya para kiai untuk mempertahankan NKRI. Para kiai mempunyai andil besar dalam mempersatukan negara yang beragam etnik, budaya, suku, ras, serta keyakinan agama ini.
Mungkin karena besarnya pengorbanan santri dan kiai untuk bangsa itulah yang menjadi dasar berbagai kalangan turut mendukung hari santri. Mereka memahami bahwa santri dan kiai adalah simbol kerukunan dan perdamaian.
Mereka kelompok agama yang turut memberikan ucapan hari santri adalah kelompok Ahmadiyah, Gereja Bethani Indonesia, dan Gabungan Beberapa Klenteng di Pati. Bahkan, Jemaat Ahmadiyah dengan tegas memberi tagline, ”Love For All, Hatred For None” (cinta pada semua, benci tidak bagi siapa pun).
Benteng Pertahanan
Maka tepat adagium yang berkembang di masyarakat belakangan ini. Santri ”Benteng pertahanan Indonesia”. Benteng pertahanan? Iya, santri, kiai, dan pesantren adalah benteng pertahanan budaya Indonesia. Melalui pesantren, kiai dan santri membendung budaya yang ”ekstrim-kanan” dan ”ekstrim-kiri” serta paham-paham yang bukan merupakan budaya asli Nusantara.
”Dengan adanya peringatan hari santri ini mengingatkan kita semua akan perjuangan para santri dan kiai yang telah menjaga negara ini supaya tidak terpecah-pecah. Peran santri cukup besar dalam menjaga bangsa yang beragam suku, ras, budaya, golongan, serta keyakinan keagamaan,” tambah Setyawan.
Jadi jelas bahwa hari santri penting untuk diperingati. Semua kelompok lintas ormas dan lintas agama memahami dan sadar betapa besarnya pengorbanan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan. Setelah merdeka, santri juga masih terus berjuang untuk kokohnya persatuan dan kesatuan NKRI. [Cep/003]