YPK eLSA Gelar Pelatihan Jasa Percetakan

elsaonline.com Yayasan Pemberdayaan Komunitas (YPK) eLSA) menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Jasa Percetakan” di Semarang pada Sabtu, (18/12/2019)

Ketua Panitia, Ubbadul Azkiyya’, berharap setelah pelatihan acara ini selesai, ada yang mau berproses mengembangkan percetakan. “Jadi, setelah pelatihan ini selesai, kegiatan tetap berlanjut”, tuturnya.

Direktur YPK eLSA, Tedi Kholiluddin, dalam sambutannya, peserta dimohon untuk bersungguh-sungguh mengikuti acara ini hingga akhir, supaya teori yang disampaikan oleh pemateri dapat dicerna otak dengan baik.

“YPK eLSA dapat memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kita miliki,” katanya.

Perwakilan Kemnaker Provinsi Jawa Tengah, Kartika, sebagai salah satu pemateri sekaligus membuka acara pada hari pertama. Kiat berwirausaha, banyak sekali potensi yang dapat kita jadikan sebagai ranah untuk wirausaha. “Contoh, kita dapat membuka warung angkringan, modalnya tidak terlalu banyak, tinggal cari tempat yang strategis, ada kemauan dan keinginan yang kuat,”jelasnya.

Menurut Kartika juga, percetakan sekarang harusnya dapat merambah ke layanan menggunakan lewat jasa online, tidak hanya offline saja. Dengan jasa online, pemasukan dari luar dapat terakses, kalau hanya mengandalkan offline, sulit untuk berkembang saat ini.

“Acara ini tidak hanya sebagai seremonial saja, akan tetapi ada tindaklanjut, saya harapYPK eLSA ini yang akan mengawalnya, apalagi sebelumnya sudah mempunyai penerbitan dan banyak karya, jadi sudah tidak dicetakkan di luar lagi,” ucap perempuan alumnus UNIKA Soegiyopranoto Semarang.

CEO Ranis Handmade, Anis Fitria, menyampaikan materi tentang pengelolaan kewirausahaan dan laporan keuangan.

Dosen UIN Walisongo menambahkan, seseorang yang ingin mengawali usaha harus melakukan perencanaan dan analisa usaha apa yang akan dijalankannya, banyak sekali teori yang dapat digunakan seseorang dalam berwirausaha. “Harus ada perencanaan yang matang, dan satu lagi, harus praktek, percuma kan kalau banyak mendapat materi tentang kewirausahaan akan tetapi tidak praktek, sama juga bohong,” ungakpnya.

Baca Juga  Dari Kei, Misi Katolik Mengakar di Pantai Selatan

Perlu adanya keuletan dan ketekukan dalam berwirausaha. “Seseorang yang berwirausaha harus tahan banting, untung dan rugi dalam dunia usaha itu sudah merupakan resiko, akan tetapi kalau sudah melalui analisis yang matang, kerugian dapat diminimalisir, dan jangan lupa berdoa,” katanya.

Dalam hal ranah pengelolaan keuangan, menurut Anis, berapapun uang yang keluar dan masuk harus dicatat dan dibukukan. “Minimal sebulan sekali dijumlah, supaya terlihat keuntungan dalam jangka waktu sebulan, dengan antara pengeluaran dan pemasukan dijumlah, kemudian hasil akhir, ingat, harus disisakan untuk biaya perawatan mesin, jika itu di bidang usaha percetakan,” pungkasnya. (Ridhallah Alaik/e)

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

Tiga Tema Alkitab sebagai Basis Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam "Justice and Only Justice: A Palestinian...

Kekristenan Palestina dan Teologi Pembebasan: Berguru Pada Naim Stifan Ateek

Oleh: Tedi Kholiludin Ia adalah seorang Palestina dan bekerja sebagai...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini