Oleh: Tedi Kholiludin
“Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja.” (Yohanes 2:12)
Kapernaum, Capernaum, Capharnaum atau Kefar Nahum artinya Kota Nahum, sebuah wilayah kuno di Pantai Barat Laut Galilea, Israel. Pada masa hidup Yesus Kristus, kota ini merupakan rumah kedua-Nya, kota garnisun, pusat administrasi sekaligus kantor bea cukai.
Apa makna Kapernaum dalam pelayanan Yesus?
Dalam Matius 4:1, Kapernaum disebut sebagai “Kota-Nya.” Kota ini menjadi pusat pelayanan Yesus di Galilea setelah meninggalkan Nazaret, karenanya disebut “rumah kedua.” Dari Kapernaum, Yesus pergi ke berbagai tempat untuk memberi khotbah, mengajar, menyembuhkan orang lain dan seterusnya. Kapernaum menjadi tempat yang sangat sibuk bagi Yesus untuk merancang pelbagai pelayanan-Nya.
Di Kapernaum, murid-murid Yesus tinggal. Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes (keempatnya adalah nelayan) dan Matius (pemungut pajak) adalah murid-murid Yesus yang tinggal di sana. Hubungan yang sangat dekat antara guru dan murid terbangun di Kapernaum. Hubungan ini yang akan sangat menentukan pelayanan Yesus di kemudian hari, karena mereka tak hanya mendengar apa yang disabdakan, tetapi juga melihat teladan Yesus sendiri.
Ajaran mengenai otoritas atau kuasa Yesus, salah satunya, dilakukan di Kapernaum. Ketika mengajar di Sinagog, orang-orang terkagum akan apa yang disampaikanNya. (Lukas 4:31-32). Tak hanya hadir sebagai pembawa kebenaran, tetapi Yesus adalah kebenaran itu sendiri (Yohanes 14:6). Kebenaran terpusat pada diri Yesus Kristus. Kebenaran Yesus adalah kebenaran yang membebaskan. Karenanya untuk mengenali kebenaran Tuhan, maka jalan yang harus ditempuh adalah melalui Kristus. Dalam diriNya, kebenaran Allah yang sejati dinyatakan dan manusia beroleh pembebasan.
Roti Hidup adalah pengajaran lainnya yang diberikan oleh Yesus di Sinagog Kapernaum. Hal tersebut (baca: Roti Hidup) disampaikan Yesus usai memberi makan kepada lima ribu orang. Dalam Yohanes 6: 22-59 ditulis, – “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Artinya, melalui Yesus, keabadian atau kekalnya hubungan dengan Tuhan terjadi.
Selain berbagai pengajaran yang diberikan, di Kapernaum, mukjizat Yesus dinyatakan. Beberapa diantaranya adalah melepaskan orang yang kerasukan di Sinagog, menyembuhkan orang lumpuh, menyembuhkan orang yang sakit parah, dan lain sebagainya. Singkatnya, di Kapernaum, Yesus tak pernah berhenti menyapa juga menunjukkan mukjizatnya.
Diluar sibuknya Yesus memberikan pengajaran, pelayanan, penyembuhan, yang tentu saja tidak lepas dari dinamika (penerimaan dan penolakan), ada hal menarik yang juga dilakukan di sana. Kapernaum punya cerita seperti tergambar dalam Yohanes 2:12.
Mulanya adalah Yesus yang sedang berada di Kana dimana Ibu Yesus juga ada di sana. Murid-murid Yesus juga turut serta. Di pesta pernikahan dimana Yesus menjadi undangan, ia menunjukkan mukjizat dengan mengubah air menjadi anggur.
Setelah dari Kana, Yesus kemudian pergi ke Kapernaum untuk sebentar saja sebelum kemudian menyucikan Bait Allah di Yerussalem. Ada pertanyaan di sini, apa yang dilakukan oleh Yesus di Kapernaum? Atau apa makna Kapernaum sebagai tempat transisi setelah dari Kana dan sebelum ke Yerussalem?
Alkitab tak memberikan penjelasan apa yang dilakukan oleh Yesus di Kapernaum. Rentang waktu dimana Yesus berada di sana (setelah Kana dan sebelum Yerussalem) juga hanya disampaikan “beberapa hari saja.” Namun, seturut yang dijelaskan dalam Injil Yohanes, Yesus tak sendirian di Kapernaum. Yesus bersama dengan ibu, saudara serta murid-muridNya, yang sangat mungkin, melakukan kebiasaan-kebiasaan laiknya keluarga pada umumnya.
Kebersamaan Yesus dan keluarga (termasuk murid) di Kapernaum seperti digambarkan dalam Yohanes adalah peristiwa yang sangat penting. Secara umum, momen Kapernaum adalah tentang pengajaran, penyembuhan dan pelayanan yang sangat melelahkan bagi Yesus. Tetapi, Yohanes 2:12 menceritakan Kapernaum yang lain; sebuah lanskap kebersamaan keluarga di tengah padatnya aktivitas.
Betapapun tidak panjang, “hanya beberapa hari saja,” berkumpul bersama keluarga adalah injeksi berharga sebagai energi untuk melakoni penggalan demi penggalan perjalanan.