Gerbang Watugong, Gerakan Konkrit Piagam Watugong

[Magelang -elsaonline.com] Menindaklanjuti Piagam Watugong yang lahir pada tanggal 10 Oktober 2020, Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Tengah membentuk Gerakan Kebangsaan (GERBANG) Watugong pada acara ‘Silaturahmi Kebangsaan’ yang bertempat di Ballroom Semanggi Hotel Grand Artos, Magelang, Jawa Tengah pada Selasa, (21/11/2020).

“Gerbang Watugong dimaksudkan untuk menguatkan tiga komitmen kebangsaan yang ada di Piagam Watugong menjadi gerakan yang konkrit,” kata Ketua FKUB Provinsi Jawa Tengah, Taslim Syahlan setelah acara selesai.

Pada acara yang dihadiri oleh 75 orang dari 44 organisasi yang menandatangani Piagam Watugong tersebut, Taslim menjelaskan bahwa, Gerbang Watugong merupakan rumah bersama dalam membangun toleransi dan melawan intoleransi antar umat beragama dan kepercayaan khususnya di Jawa Tengah.

“Di samping menjadi gerakan konkrit, ini (Gerbang Watugong) adalah sound system kita dalam menyuarakan toleransi di Jawa Tengah ini. Sehingga, Jawa Tengah dapat menjadi teladan untuk berbagai daerah di Indonesia,” tutur Pria kelahiran Jepara tersebut. “Kami (FKUB Jawa Tengah) tidak dapat berjalan sendiri dalam menjaga toleransi di Jawa Tengah.”

Pada sesi Focus Group Discussion (FGD), Taslim secara gamblang menjelaskan kepada para hadirin bahwa Gerbang Watugong merupakan legitimasi dalam melakukan aksi nyata untuk mewujudkan kerukunan berbagai umat beragama serta penghayat kepercayaan.

Tidak sampai di situ, menurut Taslim Gerbang Watugong adalah rumah yang lebih besar dari organisasi-organisasi yang ada di Jawa Tengah khususnya organisasi yang telah menyepakati 3 komitmen kebangsaan di dalam Piagam Watugong.

Menurut inisiator Piagam Watugong, Saefullah Ahmad Faruk, Gerbang Watugong tersebut merupakan bukti keseriusan untuk menjaga kerukunan dan toleransi di negara Indonesia khususnya di Jawa Tengah.

“Setelah lebih dari satu bulan, kita perlu mengokohkan kembali kesepakatan dalam Piagam Watugong dan pengokohan itu kita lakukan dengan menyepakati Gerakan Kebangsaan saat ini,” tutur pria yang akrab dipanggil Maulana Saefullah tersebut.

Baca Juga  Koruptor itu Maling, Mencuri Uang Rakyat

Apresiasi dari Berbagai Pihak
Acara silaturahmi kebangsaan Gerbang Watugong turut dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Tengah, Musta’in Ahmad. “Piagam Watugong dan Gerbang Watugong merupakan sejarah yang baik dalam pembangunan agama dan kepercayaan yang damai di Jawa Tengah,” ujar Musta’in saat menerima Piagam Watugong dari Ketua FKUB Provinsi Jawa Tengah.

Dalam acara tersebut juga diadakan webinar sekaligus penyerahan Piagam Watugong secara virtual kepada Koordinator Jaringan GUSDURian Nasional, Alissa Wahid. Dalam kesempatan tersebut, putri dari mendiang Gus Dur tersebut turut mengapresiasi atas lahirnya Piagam Watugong dan Gerbang Watugong.

“Ini merupakan suatu dobrakan bagi kita semua untuk berbagai persoalan umat beragama dan pengahayat kepercayaan yang ada di Indonesia,” kata Alissa melalui telekonferensi dengan aplikasi zoom.

Alissa yang tidak dapat hadir secara langsung dalam acara silaturahmi kebangsaan tersebut menyampaikan apresiasi karena gerakan kebangsaan yang ada di Jawa Tengah dilahirkan secara bersama-sama oleh berbagai lembaga. “Ini sangat istimewa,” ungkap putri sulung Presiden RI keempat tersebut.

“Saya turut mengapresiasi gerakan ini. Ini adalah sesuatu yang istimewa. Sebab dalam beberapa deklarasi tidak banyak menghadirkan lembaga. Tapi ini (Gerbang Watugong) sangat semarak” tuturnya.

Bagi Alissa, Piagam Watugong dan Gerbang Watugong di Jawa Tengah ini hadir di saat yang tepat. Ketika Indonesia mengalami tantangan toleransi dan pemenuhan hak kemerdekaan beragama. Dirinya berpesan bahwa Gerbang Watugong tidak hanya berhenti di Piagam Watugong tapi juga menjadi persaudaraan sejati antar umat beragama dan kepercayaan.

“Semoga ini dapat membawa kebaikan dan mejadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia,” harapnya.

Harapan yang sama juga dituturkan oleh Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia Semarang yang sekaligus menjadi inisiator Piagam Watugong, Saefullah Ahmad Faruk. Selain menjadi contoh bagi daerah lain, ia berharap Gerbang Watugong dapat memperkuat toleransi serta bisa menjadi jembatan komunikasi dan advokasi.

Baca Juga  Gus Dur, Camara dan Teologi Pembebasan

Saat ditanya soal harapan ke depan terkai Gerbang Watugong, Ketua FKUB Provinsi Jawa Tengah, Taslim Syahlan berharap, Gerbang Watugong dapat menjadi ‘rumah bersama’ semua agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

“Ada banyak pekerjaan strategis yang dapat dilakukan. Mulai dari penguatan toleransi yang berbasis pada moderasi, penggunaan Pancasila sebagai kompas utama gerakan hingga mewujudkan kepedulian atas dasar kemanusiaan,” tutur Taslim melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp. [Sidik Pramono]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Bung Hatta dan Demokrasi Kita yang Masih Sama Saja

Oleh: Sidik Pramono Buku yang berjudul Demokrasi Kita ini merupakan...

Buka Bersama di Rumah Pendeta

Oleh: Muhamad Sidik Pramono Langit Salatiga Senin sore 18 Maret...

Tak Semua Peperangan Harus Dimenangkan: Tentang Pekerjaan, Perjalanan dan Pelajaran

Tulisan-tulisan yang ada di buku ini, merupakan catatan perjalanan...

Moearatoewa: Jemaat Kristen Jawa di Pesisir Tegal Utara

Sejauh kita melakukan pelacakan terhadap karya-karya tentang sejarah Kekristenan...

Bertumbuh di Barat Jawa: Riwayat Gereja Kristen Pasundan

Pertengahan abad ke-19, Kekristenan mulai dipeluk oleh masyarakat di...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini